redaksiharian.com – Industri jasa keuangan saat ini wajib melek digitalisasi demi ekosistem yang saling terhubung antara nasabah, sesama pelaku industri dan pemerintahan. Di lain sisi, ada risiko kejahatan siber yang perlu diwaspadai.

Ketua Umum Masyarakat Telematika Indonesia (Mastel) Sarwoto Atmosutarno mengungkapkan saat ini masalah seperti kejahatan siber bisa berisiko sistemik terhadap stabilitas industri keuangan di Indonesia. Untuk itu dibutuhkan kehati-hatian dan keamanan tingkat tinggi untuk industri keuangan di Indonesia.

Sarwoto menyebut dibutuhkan koordinasi erat antara Bank Indonesia (BI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Kementerian Pertahanan, dan asosiasi perusahaan jasa keuangan.

“Manajemen risiko siber untuk stabilitas industri keuangan harus ditingkatkan, kami melibatkan BI, OJK, Kementerian Pertahanan, praktisi dan asosiasi,” kata dia dalam keterangannya, ditulis Jumat (9/6/2023).

Menurut dia pelaku jasa keuangan dan masyarakat juga harus waspada dan berhati-hati dengan risiko yang mungkin terjadi di kemudian hari. “Risiko siber adalah risiko yang sangat dinamis. Tantangan organisasi ke depan lebih ke arah optimalisasi sumber daya terbatas atau mahal agar efektif dan efisien dalam melindungi aset atau layanan yang paling bernilai,” ujarnya.

Baik di level individu maupun organisasi perlu mengevaluasi peran dan kesiapan terkait perlindungan data serta keamanan sistem informasi. “Hal ini menghindari implikasi sistemik dari eksploitasi kelemahan atau celah keamanan di salah satu pihak,” imbuhnya.

Ketua OJK periode 2017 – 2022 Wimboh Santoso dalam sambutannya mengatakan, risiko siber tidak mudah dan selalu berevolusi secara dinamis berbeda dengan risiko lain di industri jasa keuangan.

“Untuk meminimalisasi risiko siber perlu kerja sama seluruh pemangku kepentingan, baik nasabah, pelaku jasa keuangan dan pihak ketiga harus selalu waspada dalam menjaga transaksi, menjalankan edukasi dan sosialisasi,” ujar Wimboh.

Mastel menggelar Breakfast Forum bertajuk Tantangan Masa Depan Keamanan Siber bagi Industri Keuangan. Forum ini juga turut menghadirkan perwakilan dari Crowe Global, praktisi berskala internasional untuk berbagi perspektif dan berpengalaman selama lebih dari 11 tahun mengevaluasi keamanan siber di berbagai institusi keuangan di Indonesia.