redaksiharian.com – Eropa resmi masuk ke jurang resesi. Dikutip dari badan statistik Eurostat disebutkan pertumbuhan ekonomi Eropa minus pada kuartal I 2023.

Dilansir dari Reuters, produk domestik bruto (PDB) 20 negara Eropa turun 0,1% pada kuartal I 2023. Pada kuartal terakhir tahun 2022, ekonomi Eropa juga menyusut 0,1%.

Investopedia menjelaskan resesi adalah ketika pertumbuhan ekonomi negara sudah dua kuartal berturut-turut mengalami penurunan atau menyusut.

Kalangan ekonom menyebut sebenarnya kondisi penyusutan ekonomi ini belum mencerminkan kondisi resesi di Eropa. Hal ini karena kondisi pasar tenaga kerja di Eropa masih dalam kondisi baik.

Lalu tingkat pengangguran di Eropa juga kini menyentuh rekor terendah. “Penurunan 0,1% pada kuartal keempat 2022 dan kuartal pertama 2023 masih sangat kecil dan pasar tenaga kerja masih kuat sehingga sulit untuk dinyatakan resesi,” jelas Ekonom Senior ING, Bert Colijn, dikutip dari Investopedia, Jumat (9/6/2023).

Kepala ekonom Capital Economics Andrew Kenningham mengungkapkan konsumsi rumah tangga mengalami tekanan karena kenaikan harga dan naiknya suku bunga bank sentral.

Dari laporan CNN disebutkan naiknya inflasi di Eropa terjadi sejak tahun lalu saat gencarnya invasi besar besaran dari Rusia ke Ukraina. Hal tersebut membuat harga energi naik gila-gilaan.

Inflasi sempat mereda, namun masih tinggi yaitu di kisaran 6,1% periode Mei 2023. Negara Eropa yang paling awal masuk ke jurang resesi adalah Jerman. Kemudian diikuti Irlandia yang mengalami kontraksi 4,6% dari perkiraan awal sebesar 2,7%.

Memang, banyak kalangan sudah memprediksi resesi ini akan terjadi tahun ini akibat harga energi dan bahan pangan yang semakin mahal.