redaksiharian.com – Manajemen Mall @ Alam Sutera buka-bukaan kondisi mal-nya saat ini. Saat ini sejumlah tenant di mal tersebut tutup. Jumlah pengunjung di mal tersebut pun tak sebanyak dulu. Direktur Mall @ Alam Sutera Hendra Tirtawinata menjelaskan kondisi yang tengah dihadapi manajemen mal saat ini merupakan imbas dari pandemi.

Dijelaskan, pada awal pandemi pihak pengelola mal terpaksa harus tutup selama beberapa bulan karena aturan dari pemerintah. Hal ini tentu membuat mal tidak bisa menerima pengunjung untuk datang sama sekali.

Akibatnya, baik pihak pengelola maupun tenant yang ada tidak memiliki pemasukan. Sejumlah tenant yang tidak dapat bertahan pun terpaksa harus menutup gerainya saat itu.

“Ketika kena pandemi kemarin, kita kena tutup tidak boleh buka beberapa bulan oleh peraturan pemerintah. Ketika kita tutup, income kita kan nol (0), nggak ada income. Karena kan gedungnya tutup nggak boleh beroperasi,” kata Hendra kepada, Kamis (8/6/2023)

“Tapi (saat tutup) biaya kita kan nggak bisa nol, kenapa? Keamanan, kan saya mesti tetap jagain (gedung mal yang tutup), nggak bisa saya nolin, kalau saya lepas nggak ada keamanan kan gedung saya siapa yang jagain? kebersihan? Kan nggak mungkin saya biarkan kaya gedung nggak penghuni, pas saya ingin buka lagi gimana? Jadi post (pengeluaran mal) gede,” jelasnya lagi.

Belum lagi, Hendra mengungkapkan pihak pengelola masih harus membayar biaya listrik yang cukup besar walaupun mal sedang tutup. Biaya energi inilah yang dirasa paling besar dan cukup membebani pengelola.

Terlepas dari kondisi yang membuat biaya operasional terus membengkak itu, pihak manajemen mal mengaku tetap tidak ingin melakukan PHK masal terhadap para pegawainya walaupun mereka tahu hal ini akan sangat berdampak terhadap kesehatan keuangan mal.

“Karyawannya kan saya jaga jangan sampai kena PHK. Karyawan mal saya, kecuali karena mereka resign sendiri ya, tapi yang gara-gara pandemi terus kita kurangi itu enggak. Kita pertahankan semaksimal mungkin, jadi boleh dibayangkan beban kita begitu besar,” ucap Hendra.

Bagaimana kondisi mal sekarang? Klik halaman berikut

Meski demikian, saat ini Hendra mengaku kondisi mal tersebut berangsur-angsur mulai membaik usai pemerintah mencabut kondisi darurat Covid-19 dan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM). Bahkan jumlah pengunjung juga mulai mengalami peningkatan secara drastis, khususnya saat akhir pekan.

“Sejak pandemi (kondisi darurat Covid-19) dicabut, kewajiban pakai masker kan juga udah dicabut, itu kan membuat orang jauh lebih nyaman (berkunjung ke mal),” ujar Hendra.

“Karena sedikit banyak, sekarang setiap hari Minggu pengunjung saya nggak kurang dari 20.000 orang. (Dibandingkan saat pandemi, jumlah pengunjung) jauh meningkat. Dibandingkan dengan akhir tahun lalu saja (saat PPKM masih diberlakukan) paling (jumlah pengunjung) saya cuma setengahnya,” tuturnya lagi.

Di sisi lain, Hendra menjelaskan saat ini pihak mal sendiri tengah melakukan renovasi sebagai bagian dari rencana bisnis perusahaan. Proses renovasi ini dilakukan secara bertahap. Proses ini juga jadi salah satu alasan masih banyak tenant yang tutup.

Untuk saat ini, Hendra mengaku tingkat okupansi mal saat ini sudah berada di kisaran 60% dan akan terus meningkat. Sebab sejumlah tenant baru akan segera memasuki mal, hanya saja masih dalam tahap persiapan. Setelah proses renovasi selesai dan tenant-tenant baru masuk itu masuk, diperkirakan tingkat okupansi mal akan meningkat jadi 75%.

“Karena (saat ini) dalam proses transisi. Jadi dalam proses transisi ini kalau di mal kan kita lakukan bertahap. Karena kan saya juga harus realistis ya, kalau saya renovasinya sekaligus, sama aja kaya saya bikin mal baru dong dananya juga,” jelasnya lagi.

“Okupansi kita saat ini kira-kira 60%. Ini sebelum AEON Store buka ya. Nanti kalau AEON Store sudah buka otomatis okupansi kita akan sekitar 75%” ungkapnya.