redaksiharian.com – Mantan presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, Selasa (13/6), mengaku tidak bersalah atas dakwaan terhadap dirinya saat menghadapi 37 dakwaan federal karena kesalahan dalam menangani dokumen rahasia.
Dakwaan tersebut menuduh Trump terlibat dalam tindakan menyimpan dokumen rahasia Pemerintah AS secara tidak sah saat dia meninggalkan Gedung Putih pada tahun 2021 dan berkonspirasi untuk menghalangi pengadilan.
Trump menyimpan dokumen rahasia tersebut di sejumlah lokasi berbeda, termasuk di ballroom, kamar mandi, ruang kantor, kamar tidurnya, dan ruang penyimpanan di Mar-a-Lago di Palm Beach, Florida, yang merupakan sebuah “klub sosial aktif” yang tidak berwenang untuk menyimpan, memiliki atau mendiskusikan dokumen tersebut, demikian menurut dakwaan itu.
Di pengadilan federal Miami, pengacara Trump, Todd Blanche, mengatakan kepada hakim bahwa pihaknya akan menyampaikan pengakuan tidak bersalah.
Trump mengatakan dirinya tidak bersalah dan menjadi sasaran tidak adil oleh jaksa karena dia mencalonkan diri sebagai presiden pada tahun 2024. Ratusan orang berkumpul di dekat pengadilan untuk menunjukkan dukungan mereka kepada mantan presiden AS tersebut.
“Hari ini, kita menyaksikan penyalahgunaan kekuasaan yang paling jahat dan keji dalam sejarah negara ini. Seorang presiden korup yang masih menjabat membuat lawan politik utamanya ditangkap dengan tuduhan palsu dan dibuat-buat dengan dia dan presiden lainnya akan bersalah, tepat di tengah kampanye presiden saat dia kalah telak,” kata Trump usai sidang.
Dalam pidatonya, Trump bersumpah bahwa jika dirinya memenangi pilpres pada tahun 2024, maka dia akan menunjuk jaksa khusus untuk menyelidiki Presiden AS Joe Biden dan keluarganya.
Dakwaan tersebut muncul sebulan setelah seorang juri memutuskan Trump bertanggung jawab atas pelecehan seksual terhadap jurnalis E. Jean Carroll.
Menurut penasihat khusus Jack Smith, yang ditunjuk Departemen Kehakiman untuk mengawasi penyelidikan independen terhadap Trump, mantan presiden itu juga diselidiki atas keterlibatannya dalam kerusuhan di gedung Capitol pada 6 Januari 2021.