redaksiharian.com – Sedikitnya tiga orang tewas dan 13 orang lainnya luka-luka dalam serangan rudal Rusia di kota pelabuhan Odesa, Ukraina selatan pada Rabu (14/6) pagi waktu setempat.

Dilansir kantor berita AFP, Rabu (14/6/2023), pasukan Rusia menembakkan empat rudal Kalibr dari sebuah kapal di Laut Hitam, demikian ditulis Serhiy Bratchuk, juru bicara administrasi militer kawasan itu, di Telegram.

Bratchuk mengatakan bahwa serangan rudal ke sebuah gudang toko ritel menewaskan tiga karyawan dan melukai tujuh orang lainnya.

“Mungkin ada orang-orang di bawah reruntuhan,” tambahnya.

Bratchuk menambahkan, enam orang lainnya terluka setelah pusat bisnis, pertokoan, dan kompleks perumahan di pusat kota rusak akibat pertempuran udara dan gelombang ledakan.

Serangan itu terjadi sehari setelah serangan rudal di kampung halaman Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menewaskan 11 orang.

Odesa adalah tujuan liburan favorit bagi banyak orang Ukraina dan Rusia sebelum Presiden Vladimir Putin mengirim pasukan ke Ukraina pada Februari tahun lalu.

Sejak dimulainya invasi, Odesa telah beberapa kali dibombardir oleh pasukan Rusia.

Pada bulan Januari, badan kebudayaan PBB, UNESCO menetapkan pusat bersejarah Odesa sebagai situs Warisan Dunia dalam Bahaya.

Lebih dari 15 bulan sejak Putin memerintahkan pasukan Rusia menginvasi Ukraina, pertempuran masih terus berlangsung dengan melibatkan artileri, tank dan drone di garis depan pertempuran sepanjang 1.500 kilometer, yang letaknya jauh dari Kiev.

Presiden Rusia Vladimir Putin bahkan tampaknya tengah mempertimbangkan untuk kembali melancarkan serangan guna merebut Kiev, ibu kota Ukraina. Pasukan militer Moskow telah gagal merebut dan menguasai ibu kota Ukraina itu pada awal-awal invasi setahun lalu.

Seperti dilansir Reuters, Rabu (14/6/2023), hal itu terungkap saat Putin berbicara di hadapan 18 koresponden perang Rusia dan blogger militer pro-Moskow di Kremlin, kantor kepresidenan Rusia, pada Selasa (13/6) waktu setempat.

Menyebut kata ‘perang’ beberapa kali, Putin memperingatkan Barat dengan menyatakan Rusia perlu memberlakukan ‘zona sanitasi’ di wilayah Ukraina untuk mencegahnya menyerang Rusia dan menyebut Moskow sedang mempertimbangkan untuk membatalkan kesepakatan pengiriman biji-bijian di Laut Hitam.

Rusia, sebut Putin, tidak memerlukan penetapan darurat militer nasional dan akan terus merespons setiap pelanggaran red line. Banyak orang di Amerika Serikat (AS), menurut Putin, tidak menginginkan Perang Dunia III meskipun Washington memberi kesan bahwa mereka tidak takut dengan adanya eskalasi konflik.