redaksiharian.com – Tidak banyak yang menyadari jika asupan makanan juga berdampak pada kesehatan mental .

Umumnya, kita hanya mewaspadai pengaruhnya pada kesehatan fisik seperti jantung, ginjal atau pencernaan.

Faktanya, ada makanan dan minuman yang sebaiknya dijaga porsinya demi kondisi emosional kita.

Beberapa menu dapat memengaruhi kadar kortisol, serotonin, dan dopamin yang berpotensi memicu stres, kecemasan hingga depresi.

Makanan yang buruk untuk kesehatan mental

Ada beberapa makanan yang jika dikonsumsi berlebihan akan berdampak buruk pada kesehatan mental kita.

Oleh sebab itu, moderasi adalah kuncinya agar kita bisa tetap menikmatinya sekaligus memastikan kondisi mental tetap terjaga.

Berikut daftarnya.

Beberapa cangkir kopi atau espreso

Bagi sebagian orang, terlalu banyak kafein dapat berdampak negatif pada kecemasan.

“Jika seseorang cenderung merasa cemas atau memiliki banyak pemicu stres, terlalu banyak kafein menyebabkan peningkatan respons kortisol dan dapat menyebabkan kelelahan adrenal,” kata psikolog klinis berlisensi, Dr Brittney Jones.

Imbasnya adalah munculnya stres dan kelelahan yang terus-menerus sekaligus masalah tidur.

Penelitian menunjukkan bahwa mengonsumsi lebih dari 250 miligram kafein per hari dapat berdampak negatif pada kecemasan,

Untuk orang yang mudah cemas setelah minum kopi, dianjurkan mencari alternatif kafein dari matcha karena bisa memberikan ketenangan berkat senyawa yang disebut L-theanine.

Soda diet

“Semua orang menyukai soda diet dingin di musim panas, tetapi masalah kesehatan lebih besar daripada manfaatnya,” kata Dr. Jacques Jospitre, Jr., psikiater bersertifikat.

Minuman ini memang rendah gula namun dampak negarifnya bisa lebih besar.

Kebanyakan mengandung fenilalanin yang merupakan bahan kimia tambahan yang mampu mengacaukan neurokimia otak dengan menghentikan produksi serotonin dan dopamin yang tepat.

Padahal, dua molekul tersebut sangat kita butuhkan untuk suasana hati yang baik.

Selain itu, soda diet mengandun pemanis buatan seperti aspartam, yang dikenal sebagai racun saraf dan dapat meningkatkan hormon stres seperti kortisol, serta meningkatkan jumlah radikal bebas di otak.

Alkohol

Danielle Tucci, seorang konselor profesional berlisensi menyarankan untuk benar-benar menjauhi konsumsi alkohol demi kesehatan mental.

“Alkohol adalah depresan dan dapat menyebabkan suasana hati yang negatif atau ‘kecemasan’ yang ditakuti,” jelas Tucci.

Hal ini mengacu pada fase ketika tubuh kita pulih dari mabuk dan malah meningkatkan kortisol yang merupakan hormon stres.

Makanan ultra-proses

Aura De Los Santos, seorang psikolog klinis dan pendidikan mengatakan makanan dengan proses pengolahan berlebihan dapat menyebabkan lonjakan kecemasan.

Dampaknya juga termasuk sulit berkonsentrasi, suasana hati tidak stabil, sulit merasa tenang, kembung dan masalah lainnya.

Makanan ultra-proses dapat mengubah bakteri di usus yang berpengaruh pula pada sistem kekebalan tubuh sehingga memicu peradangan kronis.

“Peradangan dapat menyebabkan kembung tetapi juga dapat menyebabkan depresi,” jelas De Los Santos.

Menu makanan beku atau frozen juga bisa memicu gejala depresi karena pengaruhnya pada produksi serotonin di usus.

“Ketika serotonin terganggu, begitu pula kesehatan mental,” kata Matt Glowiak, seorang konselor profesional klinis berlisensi.

Permen dan makanan manis

Jason Phillips, seorang pekerja sosial klinis berlisensi mengatakan permen dan makanan tinggi gula meningkatkan peradangan dalam tubuh yang berkaitan dengan depresi.

Riset tahun 2015 yang diterbitkan dalam American Journal of Clinical Nutrition membenarkan jika makanan bergula dan bertepung dapat menyebabkan depresi.

Berbeda dengan gula alami, seperti pada buah, yang tidak memicu gejala depresi maupun masalah mental lainnya.