redaksiharian.com – Tren bisnis properti terus mengalami perubahan dari tahun ke tahun. Belakangan ini, tren bisnis properti banyak mengalami perubahan khususnya dalam bentuk desain dan area publik.
“Dari hasil survei kami sebetulnya memang ada perubahan dari tahun ke tahun, khususnya dari sisi design. Dari semenjak pandemi sampai saat ini perubahan design sangat luar biasa berubah, nggak seperti dulu. Sebelum pandemi kan design gitu-gitu aja,” ujar CEO Indonesia Property Watch (IPW), Ali Tranghanda dalam konferensi pers Golden Property Awards, di Ruuang Kopi, Jakarta Selatan, Selasa (6/6/2023).
Selain desain, bisnis properti saat ini juga banyak yang menerapkan penggunaan teknologi terkini. Lalu, para pengembang juga sudah mulai mengedepankan aspek lingkungan atau mulai menerapkan Go Green pada setiap propertinya.
“Selain itu juga dari strategi pengembang itu agak berbeda. Saat ini semua akan mulai dari infra (infrastruktur) dulu dan rumah contoh. Biasanya kalau nggak ada rumah contoh konsumen nggak akan tertarik,” paparnya.
Sekretaris Jenderal Real-Estat Indonesia (REI) Hari Ganie menambahkan, konsep lingkungan dari suatu properti, khususnya rumah, yang akan dibangun sangat dilihat oleh para konsumen saat ini. Terlebih dengan adanya area publik atau public facilities yang memadai.
“Selain jalan utama, akses ya, terus rumah contoh, satu lagi, konsep lingkungannya juga harus sangat jelas. Common area, fasilitas publik untuk kebersamaan karena sekarang rumah jadi pusat aktivitas masyrakarat, karena orang banyak di rumah sekarang. Bisa kerja di rumah, ada WFH, bisa belajar di rumah, macam-macam,” terangnya.
Fasilitas publik yang dimaksud tidak selalu taman atau area terbuka hijau. Akan tetapi, ada tempat untuk berkumpul, tempat untuk bekerja, bahkan tempat bermain anak-anak juga.
“Itu yang saat ini sangat clear dilakukan oleh pengembang-pengembang saat ini. Sekarang mereka harus mengorbankan sekian persen luas areanya untuk common facilities, tapi harga tanahnya bisa dinaikin nggak ada masalah, harga jualnya (naik). Asal kebutuhan masyarakat calon konsumen itu terpenuhi,” pungkasnya.
Sekretaris Jenderal Real-Estat Indonesia (REI) Hari Ganie menuturkan, konsep TOD ini ke depannya juga akan menjadi tren. Pertama, karena tingkat kepadatan penduduk dan kemacetan yang akan meningkat di kota metropolitan, seperti Jakarta, Surabaya, Bandung, Medan, dan Makassar.
Kedua, ada sarana transportasi yang menunjang kawasan tersebut, seperti KRL, LRT, MRT, dan lainnya. Di setiap stasiunnya, kata Hari, berpotensi untuk dibangun kawasan TOD.
“Dari sisi perkotaannya, di kota metropolitan, kemudian dari sisi sarana transportasi tadi yang sedang agresif dibangun oleh pemerintah,” ujarnya kepada detikcom, di Ruuang Kopi, Selasa (6/6/2023).
Menurutnya, rumah tapak sudah tidak lagi cocok di kota metropolitan. Sebab, harga tanah sudah semakin mahal.
“Kalau di metropolitan, harga tanah sudah sangat mahal, terus kemudian rencana tata ruangnya sudah berorientasi pada vertical development. Jadi itu sudah ‘kudu’lah istilanya, begitu memang trennya,” tuturnya.Selain faktor-faktor di atas, kredibilitas pengembang dewasa ini juga jadi sorotan para konsumen dalam memilih hunian.
Sejalan dengan itu, rencananya akan digelar Golden Property Awards (GPA) 2023. Sebanyak lebih dari 400 proyek properti diseleksi secara ketat melalui mekanisme & instrumen penilaian objektif sejak Desember 2022, dibantu oleh para expert panel terbaik di bidangnya masing-masing. Kategori proyek diseleksi berdasarkan skala pengembangan dan wilayah.
Wilayah kajian mencakup Batam, Medan, Balikpapan, Samarinda, Makassar, Surabaya, Semarang, Bandung, dan Jabodebek, dan Banten. Selain itu juga terdapat kategori individu, kategori perusahaan, kategori BUMN, kategori agen properti, dan kategori strategi pemasaran yang menjadikan GPA sebuah awards yang terlengkap dan terbesar.
“Setelah berhasil menggelar GPA 2021 sebagai ajang penghargaan properti terbesar di Tanah Air, Indonesia Property Watch (IPW) kembali berkolaborasi dengan 99 Group untuk menghadirkan GPA 2023 dengan tema “Property: Mission Possible”. Ajang tahun ini menjadi momentum untuk melihat lebih jauh ketahanan para pebisnis atau pelaku industri properti pasca-pandemi dalam menghadapi tantangan baru kondisi global yang serba tidak menentu,” kata CEO Indonesia Property Watch, Ali Tranghanda.