redaksiharian.com – Harga emas Antam kembali turun pada perdagangan hari ini, Rabu (14/6/23) mengikuti pelemahan yang terjadi pada emas dunia. Di butik emas LM Graha Dipta Pulo Gadung, harga emas Antam ukuran 1 gram turun Rp. 6.000 menjadi Rp. 1.053.000 per batang.

Pada sisi yang sama, harga pembelian kembali atau buyback emas Antam ditetapkan sebesar Rp 934 ribu per gram, harga tersebut juga turun Rp. 6.000 dari perdagangan sebelumnya.

Harga emas Antam yang diperjualbelikan beragam dari segi ukurannya. Agar lebih jelasnya, simak data harga emas hari ini.

Hingga saat ini harga emas Antam telah berkurang Rp. 9.000 sejak terakhir kali harganya tidak berubah di level Rp. 1.062.000 pada Senin (12/6/23) lalu. Berikut grafik pergerakan harga emas Antam:

Kinerja emas Antam hari ini mengekor emas dunia yang melemah setelah inflasi Amerika Serikat (AS) melandai. Pada perdagangan Selasa (13/6/2023) harga emas di pasar spot ditutup di posisi US$ 1.943,33 per troy ons. Harganya melandai 0,69%. Pelemahan kemarin memperpanjang tren negatif emas yang juga melemah sejak Jumat pekan lalu. Harga emas sudah ambruk 1,24% dalam tiga hari terakhir.

Harga emas tetap melandai meskipun inflasi AS turun tajam. Hal ini berbanding terbalik dengan proyeksi banyak orang sebelumnya yang memperkirakan emas akan melaju kencang saat inflasi AS melandai.

Inflasi menjadi salah satu pertimbangan The Fed dalam menentukan suku bunga. Dengan inflasi yang melandai maka The Fed diharapkan segera mengakhiri kenaikan suku bunga.

Inflasi AS tercatat 4,0 % (year on year/yoy) pada Mei 2023, dari 4,9% (yoy) pada April. Inflasi tersebut adalah yang terendah sejak Maret 2021 atau lebih dari dua tahun terakhir.

Inflasi Mei juga lebih rendah dari ekspektasi pasar (4,1%).

Analis independen, Tai Wong, menjelaskan emas tetap melemah karena masih ada peluang The Fed menaikkan suku bunga karena inflasi inti masih kencang.

Inflasi inti- di luar kelompok volatile- AS masih tercatat 5,3% (yoy) pada Mei 2023, turun sedikit dibandingkan pada April yang tercatat 5,5%.”Emas tidak bisa menikmati dampak positif dari melandainya inflasi karena meningkatnya kekhawatiran The Fed akan tetap menaikkan suku bunga,” tutur Tai Wong, dikutip dari Reuters.

Analis dari TD Securities, Daniel Ghali, mengatakan pelemahan emas menunjukkan jika pelaku pasar sudah priced in dengan melandainya inflasi. Sebagian pelaku pasar menginginkan The Fed segera memangkas suku bunga bukan mempertahankan.

“Pelaku pasar jelas sepakat jika The Fed akan segera mengakhiri kenaikan tetapi pasar akan bereaksi berbeda dengan dipertahankannya suku bunga,” tutur Ghali.

CNBC INDONESIA RESEARCH

research@cnbcidonesia.com