redaksiharian.com – Dahulu, orang mengatakan bahwa industri semen adalah industri yang mengonsumsi banyak energi, namunkini masyarakat harus melihat dari sudut pandang yang berbeda.

Xu Congjun, Direktur Pabrik Manufaktur No.1 Tongling Conch Cement Co., Ltd., pertama kali mulai bekerja di pabrik itu pada 2006. Bengkel kerjanya dipenuhi dengan debu. Hampir sepanjang waktu, para pekerja harus memakai masker debu.

Saat ini, jalur produksi modern di pabrik itu menggunakan seluruh rangkaian peralatan filter kantung yang terintegrasi. Tingkat emisi debu dan partikel lainnya jauh di bawah batas nasional.

Penambangan adalah bagian pertama dari produksi semen. Dahulu, bagian itu meninggalkan bekas luka bagi lingkungan karena minimnya upaya restorasi dalam penambangan. Kini, kondisinya telah berbeda.

Selain itu, pabrik tersebut menggunakan gas buang panas untuk menghasilkan listrik dengan kapasitas pembangkit listrik tahunan sebesar 500 juta kilowatt jam.

Pabrik itu juga menggunakan teknologi bahan bakar alternatif untuk mengganti sebagian batu bara dengan limbah dan biomassa, sehingga dapat menghemat 30 persen energi fosil dan mengurangi jumlah limbah yang dibuang ke tempat pembuangan sampah.

Saat ini, ada banyak karyawan pasca 1990-an dan pasca 2000-an di lini produksi pabrik itu.

Xu Congjun percaya bahwa industri tradisional seperti pabrik tersebut, yang umumnya memiliki konsumsi energi yang tinggi, akan menarik lebih banyak orang dengan mengadopsi manufaktur ramah lingkungan dan menciptakan lebih banyak produk ramah lingkungan untuk jutaan rumah tangga.