redaksiharian.com – Festival musik Java Jazz 2023 yang berlangsung selama tiga hari tercatat menghasilkan timbulan sampah sebanyak 9.051 kilogram atau setara sembilan ton.Koordinator Less Waste More Jazz Reynaldi Sunaryo mengatakan pemilahan sampah dan daur ulang dilakukan agar tidak membebani tempat pembuangan akhir.”Dengan adanya pemilahan sampah di acara besar seperti ini, sampah menjadi mudah untuk dikelola lebih lanjut. Misal ada yang kami berikan ke pihak daur ulang dan berpeluang menjadi sirkular ekonomi,” ujarnya di Jakarta, Selasa.Reynaldi menuturkan ada 50 tempat sampah terpilah tersebar di berbagai titik lokasi Festival Java Jazz pada 2-4 Juni 2023 lalu.Data Less Waste More Jazz memperlihatkan total sampah Festival Java Jazz pada hari pertama sebanyak 2,2 ton, hari kedua seberat 3,3 ton, dan hari ketiga mencapai 2,98 ton.Timbulan sampah itu terdiri dari sampah organik, plastik, kertas residu, botol plastik, dan kemasan karton bekas minuman. Jumlah sampah karbon berkas minuman mencapai 3,5 ton dan sampah kertas sebanyak satu ton.

Menurut Reynaldi, sampah kemasan karton bekas minuman masuk ke tempat daur ulang agar menjadi produk kertas daur ulang dan produk aluminium composite.”Daur ulang dilakukan oleh pihak ketiga binaan produsen,” ucapnya.Selama lebih dari 10 tahun, Festival Java Jazz telah menerapkan program pengurangan sampah berkolaborasi dengan para mitra, salah satunya Tetra Pak dan Greeners.

Salah satu tim Less Waste dari Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta bernama Rahmat menilai pemilahan sampah tahun ini semakin baik lantaran sebaran titik tempat sampah terpilah kian banyak, mengingat timbulan sampah lebih besar ketimbang tahun lalu.Adapun salah seorang penonton Festival Java Jazz asal Jakarta bernama Sinta mengungkap bahwa tempat sampah terpilah membuat penonton merasa terbantu dan teredukasi.“Pemilahan sampah sangat penting agar bisa dikelola sesuai jenisnya,” kata Sinta.