redaksiharian.com – Lembaga riset pasar smartphone, International Data Corporation ( IDC ), merilis laporan terbarunya untuk kuartal I-2023 (periode Januari-Maret). Laporan ini berisi lima vendor smartphone teratas di Indonesia.

Menurut laporan IDC, pasar smartphone di Indonesia masih loyo sepanjang tiga bulan pertama 2023. Jumlah pengiriman (shipment) sejumlah vendor besar turun, hanya Oppo yang mencatatkan torehan positif.

Meski turun, Samsung masih menduduki posisi pertama dengan jumlah pengiriman (shipment) smartphone sebanyak 1,9 juta unit.

Jumlah pengiriman Samsung turun 9 persen dibanding kuartal yang sama pada tahun lalu (year-over-year/YoY). Saat itu, Samsung mengirimkan 2,1 juta unit ponsel dengan pangsa pasar sebesar 23,3 persen.

Dengan angka pengiriman itu, vendor ponsel asal Korea selatan ini mengamankan 24 persen pangsa pasar (market share) di Indonesia.

Di bawah Samsung, ada Oppo yang menyusul dengan volume pengiriman sebanyak 1,8 juta unit ponsel dan pangsa pasar sebesar 23,3 persen.

Oppo menjadi satu-satunya pabrikan smartphone dalam daftar peringkat ini yang mengalami pertumbuhan.

Diketahui Oppo tumbuh 1,6 persen dibanding kuartal pertama pada tahun lalu. Jumlah pengirimannya konsisten di kisaran 1,8 juta unit ponsel. Meski jumlahnya sama, pasarnya tumbuh menjadi 23,3 persen dari sebelumnya 20,2 persen.

Kemudian, pada posisi ketiga hingga kelima secara berurutan ditempati oleh Vivo , Xiaomi, dan Realme. Ketiga brand ini mengalami penurunan yang melebihi 10 persen.

Vivo mengirimkan 1,3 juta unit ponsel dengan pangsa pasar 16,5 persen. Pada kuartal yang sama tahun lalu, volume pengiriman Vivo mencapai 1,5 juta unit dengan pangsa pasar 17,1 persen. Artinya, Vivo mengalami penurunan sebesar 14,6 persen YoY.

Berpindah ke Xiaomi, vendor smartphone ini mengirim 1,1 juta ponsel pada Kuartal-I 2023. Xiaomi meraup pangsa pasar 13,7 persen.

Jumlah ini lebih rendah 17,2 persen ketimbang periode yang sama pada 2022. Saat itu Xiaomi mengirim 1,3 juta unit dengan pangsa pasar 14,6 persen.

Realme mendapati penurunan paling besar, yaitu 23,3 persen. Musababnya, pada kuartal I-2023 perusahaan hanya mampu mengirimkan 800.000 unit ponsel, lebih rendah ketimbang kuartal I-2022 dengan 1,1 juta unit.

Vendor tersebut memiliki pangsa pasar sebesar 10,8 persen pada kuartal I-2023 dan 12,3 persen pada kuartal I-2022.

Berikut ini tabel selengkapnya:

Vendor Total Pengiriman Kuartal I-2023 (juta unit) Pangsa Pasar Kuartal I-2023 (persen) Total Pengiriman Kuartal I-2022 (juta unit) Pangsa Pasar Kuartal I-2022 (persen) Pertumbuhan YoY (persen)
Samsung 1,9 24 2,1 23,3 -9
Oppo 1,8 23,3 1,8 20,2 1,6
Vivo 1,3 16,5 1,5 17,1 -14,6
Xiaomi 1,1 13,7 1,3 14,6 -17,2
Realme 0,8 10,8 1,1 12,3 -23,3
Others (merek lain-lain) 0,9 11,6 1,1 12,5 -18,2
Total 7,9 100 8,9 100 -11,9

Sumber: data IDC

Pasar smartphone Indonesia masih lesu

Riset IDC juga menunjukkan pengiriman smartphone di Indonesia secara kumulatif. Totalnya, pengiriman smartphone di Tanah Air mencapai 7,9 juta unit di kuartal I-2023.

Angka tersebut turun 11,9 persen dibanding kuartal yang sama pada tahun lalu.

Sebenarnya, ada momen Ramadhan pada kuartal 2023 yang biasanya mendorong aktivitas belanja konsumen. Namun menurut IDC, momen tersebut tidak cukup kuat untuk mendorong pertumbuhan pasar yang lebih tinggi.

“Pada bulan Ramadhan, belanja konsumen terfokus pada pakaian, makanan, dan travel, bukan perangkat elektronik,” kata Vanessa Aurelia, Associate Market Analyst IDC Indonesia, dalam keterangan resmi yang diterima KompasTekno, Senin (12/6/2023).

Dari total smartphone yang dikirim ke Indonesia pada kuartal I-2023, 76 persen di antaranya adalah smartphone entry level dengan harga kurang dari 200 dollar AS (Rp 2,9 juta).

Dengan kata lain, smartphone entry level paling laris di pasar Indonesia pada kuartal ini. Kendati demikian, bila dibandingkan dengan kuartal yang sama tahun sebelumnya, persentasenya turun 8 persen.

Menurut IDC, menurunnya jumlah pengiriman smartphone entry level pada kuartal I-2023 adalah karena lesunya tingkat konsumsi masyarakat.

Sama dengan segmen entry level, smartphone kelas menengah atau yang dijual dengan harga lebih dari 200 dollar AS (Rp 2,9 juta) tapi kurang dari 600 dollar AS (Rp 8,9 juta) juga mengalami penurunan hingga 35 persen.

Sementara smartphone kelas flagship yang dijual di atas harga 600 dollar AS (Rp 8,9 juta) tumbuh 71 persen berkat Samsung dan Apple.

Adapun smartphone 5G tumbuh 38 persen YoY, sehingga mencakup 18 persen dari total pasar smartphone Indonesia. Angka tersebut naik dibanding tahun sebelumnya, karena smartphone 5G tahun 2022 hanya mencakup 11 persen.

Ke depannya, IDC memprediksi bahwa permintaan pasar Indonesia atas smartphone akan tetap lemah dan tanpa pendorong besar. Oleh karena itu, pasar smartphone kuartal selanjutnya ditaksir masih lesu.