redaksiharian.com – Perusahaan pelayaran terafiliasi Tommy Soeharto PT GTS Internasional Tbk (GTSI) memproyeksikan baru akan bisa membagikan dividen tunai sekitar dua tahun lagi atau pada 2025.

Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) di Jakarta, Selasa, perseroan memutuskan untuk tidak membagikan dividen tunai tahun buku 2022 pada tahun ini.

“Sampai saat ini, saldo perseroan masih negatif. Mungkin sekitar dua atau tiga tahun lagi kami baru bisa bagikan dividen,” ujar Direktur Utama GTSI Tammy Meidharma.

Sebagaimana ketentuan Pasal 71 Undang-Undang (UU) No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, Tammy menyebut dividen bisa dibagikan dalam kondisi laba positif, sedangkan, pada 2022 perseroan masih membukukan saldo laba negatif.

GTSI membukukan pendapatan sebesar 41,22 juta dolar Amerika Serikat (AS) per 31 Desember 2022, atau meningkat 34,03 persen year on year (yoy) dibandingkan akhir 2021 yang sebesar 30,75 dolar AS.

Perseroan mencatatkan kinerja yang meningkat sebesar 143,03 persen (yoy) menjadi meraih laba bersih 5,12 dolar AS pada akhir 2022, dari sebelumnya mencatatkan rugi sebesar 11,91 juta dolar AS pada akhir 2021.

GTSI mencatatkan ekuitas sebesar 56,96 juta dolar AS pada akhir 2022, atau meningkat 18,55 persen (yoy) dibandingkan ekuitas tahun 2021, yang disebabkan oleh peningkatan penghasilan komprehensif lain dari entitas asosiasi.

“Perseroan juga tetap berada dalam posisi keuangan yang sehat, dengan total asset sebesar 123,80 miliar dolar AS di tahun 2022,” ujar Direktur GTSI Dandun Widodo.

Hingga saat ini, saham GTSI sebesar 84,80 persen dimiliki oleh PT Humpuss Maritime Internasional (HUMI), dan 15,20 persen dimiliki oleh masyarakat.

Sementara itu, HUMI merupakan anak usaha dari PT Humpuss Intermoda Transportasi Tbk (HITS) yang sahamnya dimiliki oleh PT Humpuss sebesar 45,52 persen, PT Menara Cakra Buana 32,84 persen, Hutomo Mandala Putra alias Tommy Suharto 10,40 persen, masyarakat 9,71 persen, dan treasury 1,53 persen.