redaksiharian.com – Bank OCBC NISP meluncurkan program Nyala Bisnis agar pelaku UMKM dapat naik level.
Dengan tergabung Nyala Bisnis, UMKM tidak hanya sekadar mengelola dan mengembangkan bisnisnya dengan digital banking, tetapi juga mendapatkan edukasi dan komunitas pengusaha untuk berbagi pengetahuan.
Head of Retail Loan Business Bank OCBC NISP Heriawan Gazali mengatakan, kesehatan finansial mayoritas UMKM Indonesia belum optimal.
Hal tersebut selaras dengan hasil riset OCBC NISP Business Fitness Index 2022 yang menyebut rata-rata skor UMKM di Indonesia dari seluruh skala usaha adalah 43,84 dari skor ideal 75.
“Artinya, mayoritas UMKM Indonesia memiliki kesehatan finansial yang perlu ditingkatkan,” ujar dia dalam konferensi pers peluncuran Nyala Bisnis, Rabu (31/5/2023).
Ia menambahkan, sebanyak 44 persen UMKM masih mencampurkan keuangan pribadi dan bisnis mereka.
Selain itu, sebanyak 75 persen UMKM di Indonesia mengaku sudah melakukan pencatatan keuangan. Namun, sebanyak 80 persen masih melakukan pencatatan keuangan secara manual.
“Bahkan, hanya 34 persen yang memanfaatkan produk digital untuk berbisnis dan operasional mereka,” imbuh dia.
Lebih lanjut, dari sisi perencanaan keuangan, Heriawan menyebut sebagian UMKM masih perlu meningkatkan kemampuannya.
Hal tersebut tercermin dari hasil survei yang mencatat sebanyak 53 persen UMKM belum memiliki estimasi anggaran, pendapatan, dana untuk usaha berjalan, dan bagaimana mendapatkan dana darurat.
Akibat kesadaran perencanaan yang rendah, rata-rata UMKM hanya memiliki dana cadangan yang dapat mendukung kegiatan operasional selama 1-4 bulan.
Untuk itu Heriawan menuturkan, Nyala Bisnis menawarkan 1 rekening dengan 13 mata uang, bebas biaya transaksi antar bank tanpa batas dengan BI Fast, akses kepada pinjaman, gratis biaya MDR QRIS, dan layanan digital.
“Termasuk transaksi valas melalui digital banking tersebut dengan kurs yang kompetitif,” tandas dia.