redaksiharian.com – Kabar mengenai nafkah anak yang dituntut Inara Rusli kian viral dibincangkan lantaran sempat tersebut angka Rp 3 miliar untuk satu orang anak. Lantas bagaimana kita menghadapi inflasi biaya pendidikan dan biaya hidup yang erat kaitannya dengan membesarkan anak?

Biaya membesarkan anak memang tidak bisa disamakan antara satu keluarga dengan keluarga lainnya, namun besaran Rp 3 miliar satu anak bukanlah hal yang mustahil, terutama jika orang yang bersangkutan memilih untuk menyekolahkan buah hatinya di sekolah ternama yang cukup mahal.

Selain itu, gaya hidup keluarga juga tentunya akan sangat mempengaruhi besarnya biaya untuk membesarkan anak.

Untuk mengantisipasi inflasi biaya pendidikan anak dan besarnya biaya hidup di masa depan, maka Anda bisa menerapkan tips dan trik berikut ini.

Menyambung artikel sebelumnya terkait biaya membesarkan anak yang mencapai Rp 3 miliar. Adapun biaya yang dibutuhkan untuk menanggung biaya pendidikan anak di masa depan adalah:

Tugas Anda selanjutnya adalah mengumpulkan uang sebesar Rp 1,3 miliar secara bertahap. Jika anak Anda berusia nol tahun, maka lagi Anda harus memiliki uang setidaknya Rp 20 juta untuk uang pangkal masuk TK, enam tahun lagi Rp 83 juta untuk masuk SD, dan seterusnya sesuai dengan besaran uang yang dibutuhkan.

Menabung tentu bisa menjadi solusi, jika hal itu dilakukan setiap bulan maka sebesar inilah besaran uang yang harus Anda sisihkan tiap bulan.

Satu hal yang harus Anda ketahui sebelum berinvestasi adalah imbal hasil investasi tidak bisa dijamin, kecuali instrumen tersebut adalah surat berharga negara atau deposito dalam nominal yang ditentukan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).

Meski demikian, terlihat jelas bahwasannya dengan investasi maka proses mengumpulkan dana yang Anda lakukan akan semakin ringan.

Gunakanlah tabungan untuk menabung dana pendidikan jangka pendek (di bawah tiga tahun), sementara itu prioritaskanlah investasi untuk dana pendidikan yang ingin Anda kumpulkan di atas tiga tahun.

Untuk biaya-biaya yang bersifat SPP, uang kegiatan sekolah, dan lainnya tentu harus disesuaikan dengan pemasukan bulanan Anda sebagai orangtua.

Meski besarnya biaya ini juga bisa diantisipasi jauh-jauh hari, namun hal itu justru akan membuat pengeluaran Anda untuk investasi menjadi semakin besar setiap bulannya.

Sejatinya, dana pendidikan adalah pengeluaran wajib yang harus diamankan terlebih dulu. Ketika Anda telah melakukan perencanaan yang baik terkait biaya pendidikan anak, maka pengeluaran yang bersifat kebutuhan pokok dan gaya hidup bisa teratasi dengan seksama.

Mau tidak mau, suka tidak suka, inflasi adalah hal nyata yang harus dihadapi. Pengeluaran biaya hidup tentu akan terus meningkat seiring dengan berjalannya waktu.

Tanpa manajemen pemasukan dan pengeluaran atau cash flow yang baik serta investasi jangka panjang yang konsisten, Anda bisa terancam bekerja hingga usia lanjut demi mencukupi kebutuhan sehari-hari.

Di masa-masa produktif, mulailah untuk membiasakan diri mengurangi pengeluaran-pengeluaran yang hanya bersifat keinginan atau gaya hidup. Dan setiap tahunnya, usahakan agar pendapatan Anda terus bertambah demi mengatasi inflasi biaya hidup yang nyata.

Jaminan kesehatan seperti BPJS atau asuransi kesehatan tentu wajib dimiliki agar uang yang sudah Anda kumpulkan nantinya, tidak hilang begitu saja karena Anda terkena musibah sakit.

Namun hal lain yang juga harus diperhatikan adalah, bagaimana caranya untuk bisa menjamin sang anak bisa tetap menuntut ilmu tatkala kedua orangtuanya kehilangan kemampuan untuk mencari nafkah, baik karena meninggal dunia atau karena cacat tetap total.

Untuk mengantisipasi hal ini, asuransi jiwa tentu bisa dipilih sebagai solusinya.

Jika Anda berniat membeli asuransi jiwa dengan harga premi terjangkau, belilah asuransi jiwa term life dengan uang pertanggungan setara total biaya pendidikan yang dibutuhkan anak. Pastikan pula jangka waktu perlindungan cukup panjang, sehingga bisa memitigasi kehilangan penghasilan jika pencari nafkah meninggal dunia di usia muda.