redaksiharian.com – Peserta program Kartu Prakerja yang berasal dari kelompok perempuan dan anak muda meningkat signifikan sepanjang tahun 2023. Persentase kepesertaan perempuan naik menjadi 55 persen dibandingkan pada tahun 2020-2022, sebesar 51 persen.

Sementara untuk perbandingan periode yang sama, kelompok kepesertaan rentang usia 18-25 tahun naik 30 persen dibandingkan periode 2 tahun sebelumnya sebesar 27 persen.

“Ini menunjukkan bahwa Prakerja selalu hadir untuk semua angkatan kerja yang mau mengembangkan diri, bekerja maupun tidak bekerja, termasuk perempuan. Hal menggembirakan lain, anak-anak muda Indonesia semakin tinggi minatnya untuk meningkatkan kemampuan melalui pelatihan,” kata Direktur Eksekutif Prakerja Denni Puspa Purbasari dalam konferensi pers Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja di Jakarta , Rabu (31/5/2023).

Total jumlah peserta tahun ini mencapai lebih dari 390.000, yang merupakan peserta Gelombang 48-53. Peserta itu berasal dari 488 kabupaten/kota. Data yang sama juga menunjukkan peningkatan persentase peserta yang berasal dari desa.

Pada tahun ini, jumlah kepesertaan yang tinggal di desa meningkat signifikan dibanding periode sebelumnya sebesar 70 persen.

“Pelatihan Prakerja terbukti menjangkau banyak warga Indonesia yang berada di desa. Didukung juga oleh kepesertaan perempuan yang meningkat menunjukkan bahwa Prakerja memang inklusif menjangkau berbagai lapisan dan golongan,” lanjut Denni.

Catatan berikutnya, sepanjang 2020-2022, sebanyak 84 persen peserta ikut Prakerja beralasan ingin meningkatkan keterampilan. Angka itu meningkat pada 2023 menjadi 91 persen.

Peserta pun semakin cermat membandingkan pelatihan yang akan diambil dengan pelatihan di situs pembelajaran lain. Jumlah peserta yang melakukan perbandingan ini meningkat dari tahun sebelumnya yakni dari 55 persen menjadi 66 persen.

Peserta yang membaca silabus atau deskripsi pelatihan juga meningkat dari 70 persen menjadi 80 persen. Termasuk juga angka peserta yang membandingkan pelatihan yang tersedia dengan pelatihan sejenis di platform lain, angkanya meningkat dari 59 persen menjadi 70 persen.

Hal ini menunjukkan program pemberian beasiswa pelatihan oleh Pemerintah ini semakin tepat sasaran untuk mendorong budaya belajar sepanjang hayat.