redaksiharian.com – – Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) menyambut baik kedatangan Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia ( Gapki ), khususnya tim dari Bidang Riset dan Pengembangan (Balitbang).
Hadir dalam pertemuan tersebut Kepala Baliltbang Gapki Dwi Asmono dan sembilan anggota lainnya.
BPDPKS juga menghadirkan Anggota Komite Penelitian dan Pengembangan Didiek H Goenadi, Tony Liwang, dan Bustanul Arifin.
Hadir juga secara daring anggota komite penelitian dan pengembangan lainnya, yaitu Arief RM Akbar dan Udin Hasanudin.
Gapki menginisiasi kegiatan itu sebagai upaya koordinasi dan sinkronisasi program riset dan pengembangan industri kelapa sawit.
Kegiatan itu digelar untuk menghadirkan diskusi, koordinasi, dan sinkronisasi program riset dan pengembangan dengan BPDPKS dan Komite Litbang BPDPKS.
Pada kesempatan tersebut, Dwi menyampaikan, Balitbang Gapki memiliki tiga program utama, yakni riset, inovasi, dan best management practices (BMP).
Dwi menjelaskan, riset Balitbang Gapki dilakukan dengan mengkaji aspek-aspek utama yang berkaitan dengan peningkatan produktivitas kelapa sawit serta kelestarian lingkungan.
Peningkatan produktivitas itu dijalankan melalui yield gap, pengayaan sumber daya genetik, eksplorasi mikroba yang berasosiasi terhadap produksi, introduksi serangga penyerbuk, pengendalian penyakit busuk pangkal batang, serta hilirisasi produk kelapa sawit.
Untuk program inovasi, Gapki mengembangkan teknologi praktis untuk peningkatan produktivitas, antara lain teknologi mekanisasi dan digitalisasi perkebunan kelapa sawit, teknologi dan program prakiraan iklim dan mitigasi kebakaran lahan, serta strategi replanting efektif untuk percepatan program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR).
Selanjutnya, Gapki mendukung implementasi BMP melalui penyediaan buku panduan BMP, pembinaan petani plasma dan swadaya, serta mendukung kampanye “sawit baik” melalui rujukan-rujukan ilmiah.
Pada kesempatan yang sama, Didiek H Goenadi memaparkan arah dan fokus riset sawit yang dikembangkan BPDPKS.
Sejak 2016, BPDPKS telah menyusun road map riset kelapa sawit dengan fokus pada tujuh bidang, antara lain budi daya, pascapanen dan pengolahan, pangan dan kesehatan, bioenergi, oleokimia dan biomaterial, lingkungan dan sosial-ekonomi, bisnis, manajemen, pasar dan teknologi informasi dan komunikasi.
Road map riset juga diterjemahkan ke dalam daftar riset prioritas yang setiap tahunnya selalu diperbarui untuk menetapkan riset-riset prioritas yang akan didanai pada program Grant Riset Sawit (GRS).
Didiek mengatakan, penelitian dan pengembangan yang dilaksanakan BPDPKS merupakan salah satu elemen penting dalam upaya pengembangan sektor perkebunan sawit yang berkelanjutan.
Menurutnya, penelitian dan pengembangan harus mampu memberikan solusi terhadap berbagai persoalan yang dihadapi industri kelapa sawit saat ini.
Solusi tersebut, seperti peningkatan produktivitas atau efisiensi, peningkatan aspek sustainability dan awareness terhadap lingkungan dan isu-isu global, serta mendorong penemuan, inovasi produk, serta pasar baru dan meningkatkan kesejahteraan petani.
Sejalan dengan riset
Lebih lanjut, Gapki menilai, program GRS yang dilaksanakan BPDPKS sudah sejalan dengan program riset dan pengembangan.
Dwi menyampaikan, diperlukan kolaborasi antarinstitusi untuk dapat menjalankan program riset dan pengembangan.
“Gapki memposisikan diri sebagai calon pengguna dari hasil riset dan pengembangan,” jelasnya.
Untuk itu, Bailtbang Gapki melakukan audiensi kepada beberapa institusi, baik di lembaga penelitian pemerintah, lembaga penelitian di perguruan tinggi, asosiasi dan lembaga lainnya, termasuk BPDPKS sebagai lembaga pemberi dana riset sawit.
Audiensi itu bertujuan untuk melakukan sinkronisasi dalam merealisasikan riset dan pengembangan yang kebutuhannya sudah diidentifikasi.
Pada kesempatan itu, Bustanul Arifin turut mengapresiasi upaya Gapki yang sedang menggerakan demand-driven research atau kebutuhan riset yang memang datang dari calon pengguna.
Daftar dari kebutuhan riset itu diharapkan dapat dipahami dengan baik oleh para ahli atau peneliti Indonesia sehingga menghasilkan riset yang manfaatnya dapat dirasakan secara langsung.
Terkait hal itu, pemerintah berperan menjadi regulator yang kebijakannya diharapkan dapat mendukung program ini.
BPDPKS telah berkontribusi dalam mendukung riset dan pengembangan dengan dukungan dari dana sawit.
Sementara itu, Tony Liwang menyarankan fokus BMP yang akan dikembangkan Gapki dapat berupa output yang lebih atraktif dan komunikatif.
“Baiknya dapat berupa e-catalog atau e-book yang atraktif. Jangan dalam bentuk laporan yang pada umumnya,” saran Tony.
Pada kesempatan itu, disampaikan pula usulan kepada BPDPKS untuk dapat mendanai atau memberikan insentif terhadap intangible value, misalnya dalam upaya pengurangan penggunaan Nitrogen pada pupuk dengan menggunakan mikroba.
Pendanaan riset
Pada kesempatan lain, Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Penyaluran Dana BPDPKS Zaid Burhan Ibrahim mengapresiasi GAPKI dan memulai upaya Gapki sangat tepat ketika melakukan audiensi dengan BPDPKS untuk mengetahui tentang program litbang Gapki.
Dengan begitu, BPDPKS dapat memberikan masukan yang konstruktif, termasuk peluang untuk melakukan kerja sama dan kolaborasi untuk pemanfaatan hasil-hasil riset yang telah dihasilkan.
Zaid mengatakan, kebutuhan riset yang akan didanai BPDPKS dibuat berdasarkan roadmap riset kelapa sawit yang dilakukan update untuk penentuan riset-riset prioritas setiap tahunnya.
BPDPKS menyelenggarakan proses seleksi program GRS yang dilaksanakan setiap tahun.
Terdapat tiga tahapan seleksi yang akan dilakukan, yaitu seleksi administrasi, seleksi substansi, dan seleksi presentasi.
Dalam kegiatan seleksi itu, BPDPKS dibantu Komite Litbang yang akan memberikan rekomendasi tentang proposal penelitian yang akan didanai BPDPKS.
Pada 2023, program GRS telah menyelesaikan tahap seleksi substansi. Tahap selanjutnya adalah seleksi presentasi untuk menggali informasi lebih mendalam dari Komite Litbang sekaligus memberikan rekomendasi kepada BPDPKS riset-riset yang akan didanai pada 2023.
BPDPKS telah menjadwalkan seleksi presentasi pada 29 Mei sampai 2 Juni 2023 bagi 62 usulan proposal yang lolos seleksi substansi.
Badan ini berkomitmen dalam meningkatkan kemajuan industri kelapa sawit melalui riset dan pengembangan dan berharap hasil penelitian yang didanai ini dapat dimanfaatkan industri kelapa sawit, pemerintah, dan masyarakat.
Pemanfaatan itu diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan dalam pelaksanaan pengembangan industri kelapa sawit dan produk-produk tertentu serta untuk pengambilan kebijakan untuk keberlanjutan industri sawit yang lebih baik.
Untuk mencapai itu, dibutuhkan dukungan dari seluruh pihak dan ekosistem yang baik antara akademisi, pemerintah, asosiasi, dan unit-unit usaha bisnis yang akan melakukan implementasi pemanfaatan dari hasil-hasil penelitian tersebut.