redaksiharian.com – PwC Indonesia Capital Markets Advisor Jasmin Maranan menilai prinsip lingkungan, sosial, dan tata kelola (environment, social, and governance/ESG) harus masuk ke dalam tujuan dan strategi penawaran perdana (initial public offering/IPO) perusahaan sejak awal.

Pasalnya, kini investor juga menginginkan cerita ekuitas (equity story) perusahaan yang telah mengadopsi nilai-nilai ESG di dalamnya, yakni equity story berkelanjutan yang melampaui persyaratan wajib prospektus.

Equity story yang baik, misalnya, yang didukung oleh pertumbuhan yang berkelanjutan, keuntungan dan imbal hasil, serta sumber daya manusia yang terampil merupakan hal-hal yang dicari oleh investor,” kata Jasmin dalam acara bertajuk “IPO Roadmap: Navigating the Current Landscape” pada 29 Mei 2023, seperti dikutip keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Selasa.

Di tengah kondisi perekonomian global yang tidak menentu, Jasmin menuturkan kondisi pasar modal Indonesia mendapatkan momentum positif dan dipuji sebagai salah satu pasar yang diunggulkan pada triwulan I-2023 dan dalam dua tahun terakhir.

Bursa memperkirakan volume IPO tahun 2023 akan melebihi tahun 2022. Namun demikian, perusahaan dapat mengambil langkah optimis dengan tetap berhati-hati.

Ia berpendapat masih banyak perusahaan yang memerlukan sumber pendanaan modal dan masih terdapat sumber kas yang dapat diinvestasikan. Adapun perusahaan berkualitas tinggi dengan fundamental bisnis yang kuat akan menjadi perhatian utama para investor IPO.

Dalam acara tersebut, Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI) I Gede Nyoman Yetna pun menuturkan sejak tahun 2018, BEI secara konsisten selalu berhasil melakukan pencatatan saham baru terbanyak diantara bursa-bursa di kawasan ASEAN.

“Pada awal tahun 2023 hingga saat ini, kami telah menjadi rumah pertumbuhan bagi 40 perusahaan tercatat saham baru dengan besaran nilai dana yang dihimpun mencapai sebesar Rp32,7 triliun,” ungkap pria yang akrab disapa Nyoman ini.

Nyoman menyebutkan animo para pemilik dan manajemen perusahaan di Indonesia untuk mendapat pendanaan pasar modal terbilang cukup tinggi. Hal tersebut terefleksi dengan 42 perusahaan potensial yang sudah masuk dalam pipeline dan berpotensi untuk dapat tercatat pada tahun 2023.

Acara “IPO Roadmap: Navigating the Current Landscape” diadakan oleh PwC Indonesia berkolaborasi dengan BEI, yang bertujuan untuk memberikan informasi mengenai pertimbangan yang perlu dilakukan perusahaan sebelum, saat, dan pasca IPO, serta kunci sukses untuk menyiapkan perusahaan, khususnya di kondisi menjelang Pemilu 2024.

Berdasarkan , diikuti dengan kondisi pasar global IPO 2022 yang lambat, volume emiten baru di kuartal pertama tahun 2023 secara global masih belum menunjukkan tren positif yang signifikan.

Namun hasil penerimaan IPO di Asia Pasifik selama triwulan I-2023 telah menyumbang 66 persen dari hasil IPO global, dimana BEI menunjukkan performa yang langka dengan muncul di dalam 10 besar IPO global kuartal ini.

Walaupun aktivitas pergerakan di bursa saham Indonesia pada semester pertama tahun 2023 cenderung moderat, masih ada prospek yang kuat dan harapan bagi perusahaan untuk kesempatan pendanaan melalui IPO sebelum Pemilu di tahun 2024.