redaksiharian.com – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendorong inovasi dan memperkuat ekosistem perajin dan wirausaha di bidang kerajinan fesyen, agar produk kerajinan Indonesia dapat bersaing di pasar global.

Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (Dirjen IKMA) Kemenperin Reni Yanita mengatakan produk kerajinan merupakan salah satu kekayaan budaya Indonesia yang memiliki nilai seni dan estetika yang tinggi.

“Sebagai bagian dari keanekaragaman budaya Indonesia, produk kerajinan memiliki potensi yang besar dalam meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat dan dapat menjadi sumber penghasilan bagi para pelaku usahanya,” katanya dalam keterangan di Jakarta, Selasa.

Sebagai langkah pendampingan pada perajin di Tanah Air, Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (Ditjen IKMA) Kemenperin telah menyelenggarakan talkshow sebagai rangkaian Perayaan Hari Ulang Tahun Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) ke-43 di Medan, Sumatera Utara beberapa waktu lalu.

Pada gelaran yang bertajuk “Wirausaha Baru Tercipta, Perajin Berjaya” tersebut, perajin berdialog dengan para narasumber yang terjun langsung di industri kerajinan dan fesyen.

Diskusi tersebut membahas peningkatan penggunaan ragam wastra Nusantara di aneka produk kerajinan dan busana. Mengingat pelaksanaannya di Kota Medan, maka diskusi juga membedah tentang kekayaan Tenun Ulos Sumatera Utara yang berhasil menjadi produk budaya bernilai tambah dan berpotensi jual tinggi di pasar lokal dan global. Selanjutnya, dibahas pula aneka strategi pemasaran digital bagi wirausaha kerajinan.

Reni mengingatkan para perajin atau desainer produk agar tidak asal-asalan. Wirausaha sektor kerajinan harus memahami keunikan produk kerajinan sebagai nilai tambah produk, mampu terus berinovasi mengikuti tren, serta mampu memenuhi kebutuhan pasar sehingga dapat diterima di pasar lokal dan global.

Reni juga berpesan, wirausaha di bidang kerajinan juga perlu memperkuat aspek manajemen usaha, baik terkait pemasaran (branding, promosi, dan distribusi penjualan produk), aspek produksi, keuangan, maupun sumber daya manusia atau perajinnya.

Tidak hanya itu, Reni juga menekankan pentingnya semangat kolaborasi dan keberanian untuk memulai usaha. Wirausaha kerajinan juga perlu saling mendukung agar sektor industri kerajinan Indonesia semakin kuat.

“Memulai usaha kerajinan bukanlah hal yang mudah, tetapi kita harus memiliki tekad yang kuat dan berani mengambil resiko dalam menjalankan usaha, untuk mencapai kesuksesan,” kataReni.

Desainer fesyen Didiet Maulana mengungkapkan tren penggunaan wastra Nusantara di industri fesyen dan kerajinan Indonesia semakin meningkat beberapa tahun terakhir.

“Ini menunjukkan adanya kesadaran dan potensi besar bagi perajin untuk berkembang dan berkolaborasi menghasilkan karya yang lebih kaya dan sesuai selera pasar,” katanya pula.

Founder Toba Tenun Kerri Na Basaria mengatakan perajin dapat mengembangkan berbagai motif tradisional yang sesuai pakem adat istiadat, namun dengan kreasi motif baru. Dengan demikian, wastra atau kain tradisional dapat digunakan lebih fleksibel untuk beragam kesempatan dan di mana saja.

Direktur Kebijakan Publik Tokopedia Astri Wahyuni yang juga menjadi narasumber dalam gelaran tersebut, mengungkapkan perajin dan wirausaha kerajinan harus memanfaatkan pemasaran online untuk menjangkau pasar yang lebih luas.

“Wirausaha dapat memanfaatkan toko digital ini untuk bercerita juga tentang asal-muasal produknya, baik melalui dekorasi toko maupun fitur live shopping,” kata Astri.