redaksiharian.com – Industri asuransi jiwa mencatat, produksi premi melalui kanal perbankan atau lebih dikenal dengan bancassurance terus mengalami penurunan dari tahun ke tahun.

Direktur Utama BRI Life Iwan Pasila mengatakan, produksi premi melalui kanal bancassurance memang mengalami penurunan yang signifikan.

Ia menjelaskan, pada umumnya kanal bancassurance memasarkan produk asuransi yang dikaitkan dengan investasi (PAYDI) atau unitlink .

Dengan aturan yang baru, produksi premi unitlink melalui kanal bancaasurance mengalami banyak penyesuaian. Salah satunya mencakup proses penjelasan polis yang memiliki syarat-syarat baru.

Seperti diberitakan, pendaftaran produk unitlink baru ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah mencapai tenggat pada 14 Maret 2023.

“Proses shifting dari asuransi unitlink ke produk asuransi proteksi memang tidak gampang. Kami bersyukur sudah merasakannya, kami mulai prosesnya lebih awal,” ujar dia dalam konferensi pers paparan kinerja BRI Life, Selasa (30/5/2023).

Iwan menjelaskan, industri saat ini sedang mengalami pergeseran dari produk unitlink dengan ukuran yang lebih kecil ke produk proteksi yang ukuran bisnisnya lebih kecil.

Ia menambahkan, beberapa tahun lalu produk unitlink di BRI Life masih memiliki porsi yang besar. Sebagai gambaran, produk unitlink di BRI Life pada tahun 2022 masih ada sekitar 35-40 persen.

Sementara, pada kuartal I-2023 ini, persentase produk unitlink tinggal 10-20 persen.

Sebagai informasi, Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) melaporkan, kanal distribusi bancassurance mengalami sampai kuartal I-2023 sebesar Rp 18,96 triliun.

Angka tersebut turun sebesar 13,3 persen secara tahunan dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 21,87 triliun.

Jika dibandingkan dengan kuartal I-2021, premi asuransi jiwa melalui bancassurance mengalami penurunan sebesar 28,2 persen secara tahunan dari total Rp 30,47 triliun.