redaksiharian.com – Anggota Komisi II DPR RI Muhammad Rifqinizamy Karsayuda alias Rifqi angkat bicara soal polemik putusan Mahkamah Konstitusi ( MK ) mengenai sistem Pemilihan Umum atau Pemilu 2024 nanti. Menurutnya, kita perlu menunggu keputusan lembaga tersebut.Hingga saat ini, Selasa 30 Mei 2023, memang belum ada keputusan resmi dari MK mengenai sistem Pemilu 2024 berkenaan dengan judicial review yang diajukan sejumlah pihak.Terkait hal itu, Anggota DPR Rifqi menyebut pihaknya siap menjalankan konsekuensi andai MK memutuskan menerapkan Pemilu 2024 dengan sistem proporsional tertutup .”Kami Komisi II DPR RI taat pada konstitusi dan asas, kan sampai saat ini Mahkamah Konstitusi belum memutuskan apapun kita tunggu saja putusannya,” kata Rifqi di Gedung Nusantara, Senayan, Jakarta pada Senin 29 Mei 2023.

Revisi undang-undang, menurut Anggota DPR Rifqi, perlu dilakukan jika sistem Pemilu 2024 nanti diubah MK dari sistem proporsional terbuka menjadi sistem proporsional tertutup .”Tentu jika ada kewajiban yang dibebankan oleh putusan MK untuk melakukan perubahan norma, misalnya dari yang sekarang proporsional terbuka ke proporsional tertutup, maka tugas kami adalah melakukan revisi terhadap undang-undang,” ucapnya.Dilansir dari laman Antara, selagi belum ada keputusan resmi dari MK , hendaknya setiap pihak bersabar menantinya.

Sebelumnya Guru Besar Denny Indrayana mengaku mendapat informasi bahwa MK akan menerapkan sistem proporsional terbuka . Hal itu menuai kontroversi karena lembaga itu belum memutuskan apapun sejauh ini.Denny pun dituduh membocorkan rahasia negara oleh sejumlah pihak. Dalam klarifikasinya, ia mengaku tidak membocorkan rahasia negara. Ia hanya menyebarkan informasi dari orang yang kredibilitasnya sangat dipercaya, bukan dari lingkungan MK .“Informasi yang saya terima tentu sangat kredibel, dan karenanya patut dipercaya, karena itu pula saya putuskan untuk melanjutkannya kepada khalayak luas sebagai bentuk public control (pengawasan publik) agar MK hati-hati dalam memutus perkara yang sangat penting dan strategis tersebut,” kata Denny Indrayana .***