redaksiharian.com – Pemerintah Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, mencatat ribuan warga korban gempa belum bisa mencairkan bantuan stimulan pembangunan rumah dari pemerintah karena mengajukan perubahan perbaikan kerusakan dari sedang ke berat atau ringan ke sedang.

Kepala Bidang (Kabid) Rehabilitasi dan Rekonstruksi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cianjur, Nurzein di Cianjur, Selasa, mengatakan warga yang sudah memiliki buku rekening tetapi saldo-nya nol karena adanya pengaduan perbaikan kerusakan, sehingga belum bisa melakukan pembangunan.

“Karena mengajukan perubahan kerusakan harus diproses dan direvisi Surat Keputusan (SK) Bupati Cianjur perubahan, sehingga tabungan sudah diterima namun saldo masih nol karena belum masuk dalam sistem, jumlahnya lebih dari 2.000 orang,” katanya.

Sehingga pihaknya meminta warga yang saldo-nya masih kosong untuk bersabar menunggu SK perubahan yang sudah diajukan ke pusat melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana, sebelum dikirim ke buku rekening warga terdampak.

“Harapan kami segera disahkan revisi perubahan kerusakan tersebut, sehingga warga dapat menerima stimulan yang dikirim langsung pemerintah pusat ke rekening warga penerima,” katanya.

Pihaknya menegaskan kebijakan pencairan stimulan untuk warga korban gempa Cianjur, berada di pemerintah pusat bukan ditahan pemerintah daerah, namun pemerintah daerah mendorong pemerintah pusat untuk segera mengabulkan SK perubahan sehingga warga dapat membangun rumahnya.

“Kami mohon bersabar karena pemerintah daerah menargetkan seluruh warga korban gempa mendapatkan bantuan dari pemerintah pusat. Tinggal menunggu SK perubahan disahkan rekening penerima akan terisi,” katanya.

Sementara warga penyintas gempa di sejumlah kecamatan di Cianjur seperti Pacet, Cugenang, dan Cianjur, mengeluhkan lambatnya pencairan stimulan tahap I dan II yang hingga saat ini belum mereka terima meski buku tabungan sudah didapatkan beberapa bulan lalu.

Sebagian besar saldo dalam buku tabungan masih nol, sehingga warga sempat mempertanyakan hal tersebut ke Pemkab Cianjur dengan cara menggelar aksi unjukrasa damai beberapa waktu lalu.

“Saya tidak mengajukan perubahan kerusakan karena dari gempa terjadi rumah sudah rusak berat rata dengan tanah. Kami berharap pemerintah benar-benar memperjuangkan nasib kami karena sudah masuk tujuh bulan tinggal dalam tenda,” kata warga Desa Sukamulya, Kecamatan Cugenang, Maryati.