redaksiharian.com – Seorang turis asal Amerika Serikat mendapatkan pengalaman tak terduga saat berlibur ke Thailand . Alih-alih menikmati pesona sejumlah tempat wisata, dia justru tersesat di saluran pembuangan.

Jonathan Ioane Vaimaona sedang berlibur di Kota Pattaya, selatan Thailand . Entah bagaimana, dia tiba-tiba jatuh melalui penutup saluran pembuangan. Mirisnya, tak ada seorang pun yang mendengar teriakan minta tolongnya.

Dia berkelana di saluran pembuangan itu selama berjam-jam. Hingga pada akhirnya, ada seseorang yang mendengar teriakannya dari bawah tanah.

Tim penyelamat dan polisi setempat segera mengevakuasi Vaimaona yang untungnya tak menderita luka serius.

Penderitaan Vaimaona dimulai pada 12 Mei. Saat itu, dia hendak kembali ke hotel tempatnya dan sang kekasih menginap.

Dia sedang berjalan saat tiba-tiba jatuh terperosok ke dalam terowongan yang lembab. Kemungkinan, tumpukan kotoran secara tak sengaja menjadi ‘bantal empuk’ yang membuatnya tak terluka. Padahal dia jatuh ke kedalaman 10 kaki di bawah tanah.

Dia pun menghabiskan hampir empat jam mencari jalan keluar. Kendati hanya beberapa jam, tapi pengalaman itu terasa begitu lama baginya.

Dia pun berkelana di saluran pembuangan sambil berteriak minta tolong. Untungnya, seorang penjaga keamanan berusia 26 tahun mendengar teriakannya.”Aku sedang menuju toko serba ada untuk membeli minuman ketika tiba-tiba aku mendengar seorang bule berteriak. Aku melihat sekeliling tapi tidak melihat siapa-siapa,” kata Boonsri kepada Newsflare.

Vaimaona mengatakan bahwa dia berasal dari Hawaii. Namun, ada sesuatu yang jelas berbeda dengan pria tersebut. Dia tidak bisa mengingat di hotel mana dia menginap. Vaimaona juga tidak bisa mengingat bagaimana dia berakhir di saluran pembuangan.”Aku hanya jatuh ke dalam lubang, dan aku tidak tahu kemana aku akan pergi,” katanya.Pria yang bingung ini juga tidak tampak tahu darimana ia. Namun, dia mengklaim bahwa dia adalah “kepala atlet dari Kamboja.”Detail yang dia berikan tentang dirinya tidak sesuai dengan dokumen perjalanan yang dimilikinya, jadi mereka menganggap penting untuk terus mengawasi Vaimaona sampai dia kembali “waras”. (Tahir Dzaky Hafidz)***