redaksiharian.com – Tim Penanganan Krisis dan Pertolongan Pertama pada Jemaah Haji (PKP3JH) siap siaga membantu jamaah di Madinah juga Mekkah dan saat ini per Selasa (30/5) pukul 13.15 Waktu Arab Saudi, jumlah jamaah yang tiba di Madinah sebanyak 39.219.
Direktur Bina Haji Arsad Hidayat mengatakan hampir seluruh petugas haji sudah berada di Madinah juga Mekkah dan siap siaga melakukan pelayanan kepada jamaah haji Indonesia, sesuai dengan bidang dan tugasnya, termasuk tim Penanganan Krisis dan Pertolongan Pertama pada Jemaah Haji.
“Tahun ini kami kembali optimalkan tim PKP3JH. Mereka akan bersinergi dengan para petugas haji untuk memberikan layanan dan membantu para jamaah,” jelas Arsad dalam keterangan pers yang diterima di Madinah, Selasa.
Arsad menyebutkan tim PKP3JH beranggotakan 36 orang, terdiri atas komponen kesehatan dan perlindungan jamaah. Sebanyak 12 orang ditempatkan di Madinah sedang 23 petugas di Makkah. Ada satu orang berperan sebagai koordinator.
“Mereka bertugas secara mobile di Masjid Nabawi dan Masjidil Haram, dan juga berkeliling ke sektor hotel jemaah,” kata Arsad.
Tim PKP3JH, kata Arsad, mengemban lima tugas yaitu pencegahan, mitigasi, kesiapsiagaan, tanggap darurat, pemulihan, dan rehabilitasi.
Pencegahan merupakan intervensi pada suatu peristiwa yang belum pasti terjadi misalnya, menyiapkan sarana dan prasarana yang menjadi kebutuhan jamaah haji, seperti kursi roda, dan lainnya.
Mitigasi dilakukan dengan memetakan dan menyiapkan perangkat lunak, serta program penanggulangan insiden yang mungkin terjadi, sedangkan kesiapsiagaan pada insiden diatasi dengan pelatihan gabungan setiap unsur petugas haji.
“Ini sudah kami lakukan saat pelatihan di asrama haji. Untuk tanggap darurat, itu merupakan upaya penanggulangan insiden dengan melakukan intervensi pada jamaah yang memiliki masalah, mulai ringan, sedang, hingga berat,” jelas Arsad.
Dalam menjalankan tugasnya, lanjut Arsad, selain kelengkapan alat perlindungan dan penanganan kesehatan, tim PKP3JH juga dibekali dengan 500 pasang sandal untuk jamaah yang membutuhkan.
Tugas PKP3JH lainnya adalah pemulihan yang merupakan upaya untuk mengembalikan kondisi jamaah sebagaimana keadaan sebelum berangkat, serta rehabilitasi.
“Tabulasi masalah yang didapatkan petugas haji akan digunakan sebagai acuan dalam menyusun perencanaan kegiatan haji selanjutnya,” katanya.
Koordinator PKP3JH Agus Pribowo menambahkan tujuh hari operasional di Madinah, timnya mencatat layanan dan penanganan yang dilakukan atas sejumlah persoalan yang dialami jamaah.
Di lapangan, tim PK3JH mendapati jamaah yang mengalami kehausan (1 orang), heat stroke (1), lelah/lemas (7), nyeri lutut (3), nyeri otot (5), nyeri punggung (1), pingsan/penurunan kesadaran (1), pusing/vertigo (3), kehilangan barang (3), kehilangan sandal (7), panik/cemas (1), terpisah dari rombongan (16), serta tersesat baik bersama rombongan (2) maupun sendirian (14).
“Atas beragam temuan di lapangan, tim PKP3JH segera melakukan penanganan, dan siaga membantu mereka,” jelas Agus Pribowo.
Beberapa upaya yang sudah dilakukan PKP3JH dalam membantu jemaah, antara lain mengantar mereka ke pemondokan, memberikan edukasi kesehatan (6), melakukan penanganan di tempat/posko (16), merujuk ke Haram Emergency Centre (1), berkolaborasi dengan Tim Linjam dalam membantu jemaah (4).
“Setidaknya ada 21 orang diantar ke pemondokan dan delapan lainnya ditunjukkan arah pulang. Tim PKP3JH juga ikut mengevakuasi satu jemaah yang pingsan saat Shalat Jumat di Masjid Nabawi. Setelah memberikan pertolongan pertama, jemaah tersebut akhirnya dievakuasi ke RS King Salman untuk penanganan lanjutan,” lanjutnya.
Selain penanganan langsung, lanjut Agus, PKP3JH juga melakukan langkah promotif preventif. Langkah itu antara lain dilakukan dengan kampanye.
“Gerakan 2 M: Makan 1 kurma per 1 jam, menghindari risiko terjatuh saat gunakan eskalator, edukasi langkah penanganan bencana, dan lainnya.