redaksiharian.com – Saham raksasa teknologi Nvidia terbang 26% pada perdagangan yang diperpanjang (after hours) Rabu (24/5) kemarin waktu setempat. Kenaikan fantastis ini terjadi usai perusahaan melaporkan kinerja kuartal I-2023.

Nvidia memperkirakan penjualan tembus sekitar US$11 miliar (Rp164,40 triliun) pada kuartal saat ini. Besaran tersebut 50% lebih tinggi dari perkiraan Wall Street yang memperkirakan sebesar US$7,15 miliar (Rp106,86 triliun).

Kenaikan saham perusahaan sebesar 26% setelah perdagangan ditutup setara dengan penambahan US$ 220 M (Rp 3.300 triliun) dalam kapitalisasi pasar-lebih besar dari valuasi AMD (US$174 miliar) or Salesforce ($209 miliar).

Saat pasar tutup, kapitalisasi pasar Nvidia sebesar US$ 755 miliar, kalau dihitung kenaikan after hours menjadi US$ 942 miliar. Dengan begitu, Nvidia jadi calon perusahaan dengan kapitalisasi lebih dari US$ 1 triliun. Saat ini hanya ada 5 perusahaan yang memiliki kapitalisasi pasar lebih dari US$ 1 triliun yakni Apple, Microsoft, Saudi Aramco, induk Google Alphabet dan Amazon.

Sebelum pergerakan after-hours, saham Nvidia telah naik 109% sepanjang tahun 2023. Sebagian besar, kenaikan itu didorong oleh optimisme yang berasal dari posisi terdepan perusahaan di pasar chip artificial intelligence (AI). CEO Nvidia Jensen Huang mengatakan perusahaan melihat “permintaan melonjak” untuk produk pusat datanya.

Data centre group Nvidia melaporkan penjualan US$4,28 miliar yang melampaui ekspektasi US$3,9 miliar, dan menunjukkan peningkatan tahunan sebesar 14%. Nvidia mengatakan bahwa kinerja ini didorong oleh permintaan chip GPU dari vendor cloud serta perusahaan internet konsumen besar, yang menggunakan chip Nvidia untuk melatih dan menerapkan aplikasi AI generatif seperti ChatGPT besutan OpenAI.

Performa kuat Nvidia di pusat data menunjukkan bahwa chip AI menjadi semakin penting bagi penyedia cloud dan perusahaan lain yang menjalankan server dalam jumlah besar.

Namun, divisi game Nvidia, yang mencakup kartu grafis perusahaan untuk penjualan PC, melaporkan penurunan pendapatan sebesar 38% menjadi US$2,24 miliar dalam penjualan dibandingkan ekspektasi sebesar US$1,98 miliar. Nvidia mengatakan penurunan disebabkan oleh lingkungan ekonomi makro yang lebih lambat serta peningkatan GPU terbaru perusahaan untuk bermain game.

Divisi otomotif Nvidia, termasuk chip dan perangkat lunak untuk mengembangkan mobil self-driving, tumbuh 114% dari tahun ke tahun, tetapi tetap kecil dengan penjualan di bawah US$300 juta untuk kuartal tersebut.

Adapun laba bersih untuk kuartal tersebut adalah US$2,04 miliar, atau 82 sen per saham, dibandingkan dengan $1,62 miliar, atau 64 sen, selama periode tahun sebelumnya. Penjualan keseluruhan Nvidia turun 13% dari US$8,29 miliar setahun lalu.