redaksiharian.com – Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Pengambengan di Bali menyatakan kapal yang menangkap ikan tuna tetap beroperasi di Pelabuhan Benoa, Denpasar, sehingga tidak ikut dipindahkan ke Jembrana, Bali Barat.

“Yang nanti pindah ke sana (Jembrana) itu selain tuna longline,” kata Kepala PPN Pengambengan Andi Mannojengi di sela Konferensi Tuna Indonesia di Legian, Kabupaten Badung, Bali, Rabu.

Menurut dia, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mempertimbangkan perikanan tuna tetap di Pelabuhan Benoa Denpasar karena untuk menjaga kualitas kesegaran ikan tuna.

Apalagi produk tuna yang dikumpulkan di Benoa sebagian di antaranya juga melayani pasar ekspor yang dikirim melalui jalur udara.

Ada pun Pelabuhan Benoa dapat ditempuh beberapa menit menuju Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai.

Dengan demikian, produk perikanan selain tuna yang akan dipindahkan ke PPN Pengambengan di Kabupaten Jembrana, Bali Barat, setelah pelabuhan itu selesai diperluas dan direvitalisasi.

PPN Pengambengan memiliki pos pelayanan kapal ikan yang berada di kawasan Pelabuhan Benoa Denpasar.

Berdasarkan catatan PPN Pengambengan, pada 2022, produksi tuna yang didaratkan di Pelabuhan Benoa mencapai 27.037 ton atau turun dibandingkan 2021 mencapai 32.511 ton.

Jenis ikan tuna yang paling banyak ditangkap yakni ada empat jenis seperti sirip kuning, mata besar, albacore dan sirip biru.

Untuk sirip biru, Indonesia hanya mendapatkan kuota tangkap mencapai 1.123 ekor per tahun untuk menjaga keberlanjutan ikan mahal itu.

Berdasarkan catatan Asosiasi Tuna Longline Indonesia (ATLI) Bali, sebanyak 1.000 ton tuna sirip biru di antaranya didaratkan di Pelabuhan Benoa.

Di sisi lain, Andi menambahkan saat ini berlangsung proses analisis mengenai dampak terhadap lingkungan hidup (Amdal) di Dinas Perhubungan Provinsi Bali untuk proyek perluasan dan revitalisasi PPN Pengambengan.

Meski begitu, ia mengharapkan proses dapat dipercepat agar sesuai target KKP yakni perluasan PPN Pengambengan bisa dilaksanakan konstruksinya pada tahun 2023 dan beroperasi pada 2026.

Andi menambahkan kebutuhan anggaran untuk pengembangan pelabuhan itu mencapai sekitar Rp888 miliar yang bersumber dari pinjaman luar negeri dari Islamic Development Bank.

Saat ini luas PPN Pengambengan mencapai 13 hektare dan rencananya akan memiliki luas lahan hingga 70 hektare melalui reklamasi.

Ia menambahkan pelabuhan yang berlokasi sekitar 105 kilometer dari Denpasar itu akan memiliki kapasitas hingga dua kali lipat dari kapasitas di Pelabuhan Benoa.