redaksiharian.com – Azan Subuh berkumandang. Suasana Masjid Al Mabrur di kompleks Asrama Haji Sukolilo, Surabaya, sudah ramai dengan jamaah, Rabu, 24 Mei 2023.
Mereka adalah para calon haji yang sudah tiba dan menginap sejak Selasa (23/5). Jamaah laki-laki mengenakan batik haji Indonesia, warna dasar hijau dengan kombinasi ungu. Ada yang berkopiah putih, hitam, ada juga yang membiarkan rambutnya tetap terlihat basah bekas air wudu.
Saat matahari belum bersinar, lampu-lampu juga masih belum padam, jamaah laki-laki dan perempuan mulai lalu lalang di depan-depan kamar mereka di asrama haji.
Sebagian berjalan bergegas sembari menenteng koper hitam berukuran tidak besar, tidak kecil atau dengan tinggi sekitar 45 centimeter (18 inci) yang dibalut kain warna kombinasi merah dan putih.
Di leher anggota jamaah terkalung kartu kesehatan. Kartu identitas lengkap dengan foto berukuran juga dikalungkan. Tas hitam diselempangkan di pundak.
Bertempat di “Hall Muzdalifah” yang lokasinya berada di sisi paling belakang kompleks asrama haji, satu per satu anggota jamaah masuk, lalu duduk di kursi yang sudah disediakan. Jumlah kursi disamakan jumlah jamaah, yakni 445 orang.
Sekitar pukul 5.30 WIB, ruangan semakin penuh. Tidak lama datang mobil pejabat lengkap dengan kawalan kepolisian bernomor lambung 001. Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa tiba dan turun persis di depan hall.
Gubernur disambut sejumlah pejabat. Ada Tenaga Ahli Menteri Agama RI H. Hasanuddin Ali, Pelaksana Tugas (Plt) Bupati Bangkalan Mohni, Kepala Kanwil Kemenkumham Jatim Imam Jauhari, Kepala Kantor Otoritas Bandara Wilayah III, Kepala KKP Kelas I Surabaya, hingga Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur Husnul Maram.
Mereka kemudian duduk di deretan kursi kehormatan. Acara seremoni pelepasan jamaah calon haji Kelompok Terbang (Kloter) Perdana Embarkasi Surabaya 1444 Hijriah/ 2023 Masehi pun dimulai.
“Alhamdulillah jamaah kloter 1 tidak ada yang gagal berangkat,” kata Husnul Maram memulai laporannya di hadapan gubernur.
Jamaah calon haji Kloter 1 Embarkasi Surabaya seluruhnya berasal dari Kabupaten Bangkalan berjumlah 450 orang, terdiri dari 220 laki-laki dan 225 perempuan, serta lima petugas haji.
Tercatat yang paling muda berusia 18 tahun atas nama Muhammad Zainul Waton, dari Kecamatan Klampis, Kabupaten Bangkalan, Madura.
Sementara jamaah lanjut usia (lansia) 75 tahun ke atas terdata sebanyak 28 orang. Tertua berusia 96 tahun, atas nama Hasanah Lasan Punah, dari Kecamatan Geger, Kabupaten Bangkalan.
Usai seremoni, jamaah diminta naik ke bus. Ada 11 unit bus yang disiapkan. Khusus bus 11 digunakan mengangkut calon haji yang perlu mendapat perhatian khusus, seperti harus menggunakan kursi roda atau sudah memasuki usia lanjut.
Kloter “Istimewa”
Jarum jam tepat menunjukkan pukul 08.00 WIB, gubernur dan rombongan bersiap di depan Graha Bir-Ali, masih di kompleks asrama haji. Gedung ini letaknya berada di bagian depan.
Khofifah yang mengenakan gaun panjang putih dipadu jilbab juga warna putih, memegang bendera start sekaligus menandai diberangkatkannya rombongan haji kloter perdana. Rombongan jamaah dari Kabupaten Bangkalan, Madura.
Kloter yang “istimewa” karena yang pertama. Tiba di Asrama Haji Sukolilo Surabaya yang pertama, berangkat ke Tanah Suci pertama dan nantinya akan tiba di Tanah Suci juga yang pertama. Serba pertama, pokoknya.
Karena itu, rombongan ini ditemui dan diberi arahan oleh orang nomor satu di Pemprov Jatim, lalu diberangkatkan dengan seremoni, ditambah diliput berbagai media massa, baik cetak, daring, maupun elektronik.
Dari 84 kloter Embarkasi Surabaya, bukan tidak mungkin hanya kloter pertama yang proses pemberangkatannya dilepas banyak orang dan banyak pejabat.
Dengan hitungan mundur 3,2,1, akhirnya Gubernur Khofifah mengangkat tongkat bendera putih hitam kotak-kotak, lalu melambaikan kedua tangannya ke arah bus yang di dalamnya berisi jamaah.
“Selamat jalan para tamu Allah. Jamaah haji Embarkasi Sukolilo (Surabaya) Tahun 2023 M/1444 H. Semoga menjadi haji mabrur”. Begitu tulisan banner berukuran 4×1 meter berbentuk persegi panjang yang terpasang menempel bodi bus sisi kanan dan kiri.
Dengan iringan kalimat talbiyah “Labbaika Allahumma labbaik. Labbaika laa syariika laka labbaik. Innal hamda wan ni’mata laka wal mulk, laa syariikalaka”. Satu per satu bus berjalan meninggalkan asrama haji.
Keberangkatan jamaah pada kloter pertama ini menggunakan pesawat Saudia Airlines jenis Boeing 747-400 yang bermuatan 450 kursi nomor penerbangan SV 5079.
Pesawat, sesuai jadwal,take off dari Bandara Internasional Juanda Surabaya di Sidoarjo pukul 09.15 WIB.
Selain kloter pertama tersebut, Embarkasi Surabaya Tahun 2023 ini akan melayani jamaah calon haji sejumlah 36.928 orang yang tergabung di 84 kloter.
Jumlah 36.928 orang itu, dari Jawa Timur 35.152 orang, Bali 698 orang, dan NTT 668 orang. Sementara, petugas kloter sejumlah 420 orang.
Pesan untuk jamaah
Gubernur Khofifah yang juga Ketua Umum Pimpinan Pusat Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) mengingatkan agar jamaah calon haji selalu menjaga kesehatan selama beribadah di Tanah Suci. Terlebih kondisi cuaca di Arab Saudi saat ini berkisar antara 40-45 derajat Celsius.
Pemprov Jatim menekankan pentingnya perhatian ekstra untuk turut menjaga kesehatan terhadap jamaah lansia selama menunaikan rukun Islam kelima agar berjalan lancar dan terhindar dari penyakit “Middle East Respiratory Syndrome Corona Virus” (MERS-CoV).
Karena itu, sebaiknya di tempat-tempat keramaian jamaah calon haji tidak lupa menggunakan masker.
Gubernur perempuan pertama di Jatim itu mendoakan agar jamaah calon haji diberi kemudahan dalam setiap proses menjalankan ibadah di Tanah Suci.
“Saya juga mohon doa dari para tamu Allah agar masyarakat Jawa Timur dan bangsa Indonesia selalu aman, damai, serta dipenuhi anugerah keberkahan dari haji yang mabrur,” ucapnya.
Tenaga Ahli Menteri Agama RI H. Hasanuddin Ali yang datang mewakili Kementerian Agama RI menyampaikan salam dari Menteri Yaqut Cholil Qoumas.
Senada dengan Khofifah, hal paling fundamental yang harus dijaga memang kesehatan dan menyarankan jamaah tidak terlalu memaksakan dalam beraktivitas, termasuk beribadah sunah.
Pemerintah telah menyiapkan para petugas untuk memberikan layanan kesehatan bagi jamaah. Karena itu, jamaah tidak perlu segan atau enggan untuk berkonsultasi kepada petugas itu jika ada keluhan.