redaksiharian.com – PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) mencatatkan total pembiayaan di sektor Environmental, Social, and Governance ( ESG ) mencapai Rp 232 triliun pada kuartal pertama tahun 2023.
“Per kuartal I-2023 total portofolio berkelanjutan Bank Mandiri sebesar Rp 232 triliun atau 25 persen, yang disalurkan untuk UMKM, minyak sawit berkelanjutan, enegi baru terbarukan (EBT), dan transportasi bersih,” kata Wakil Direktur Utama Bank Mandiri Alexandra Askandar secara virtual, Selasa (23/5/2023).
Dia mengungkapkan, ESG merupakan topik yang hangat dibicarakan dalam beberapa tahun terakhir, terutama usai acara G20 tahun lalu. Hal ini mengingat pentingnya percepatan pertumbuhan green economy di Indonesia, dan juga secara global.
Alexandra mengatakan pihaknya juga terus mendorong dan berpartisipasi dalam implementasi transisi low carbon economy untuk mencapai Net Zero Energy (NZE) operational Bank Mandiri di tahun 2030.
“Per Maret 2023, aspek lingkungan kami memiliki exposure pinjaman ke sektor hijau sekitar Rp 109 triliun atau 11,8 persen dari total (loan) bank only,” ujar dia.
“Pada aspek sosial kami mengedepankan kesetaraan gender di mana 52 persen karyawan kami adalah perempuan, dan 46 persen di antaranya berada di top manajemen level,” ungkapnya.
Alexandra mengungkapkan, sebagai bagian dari penerapan best practice ESG, Bank Mandiri juga mengintegrasikan aspek ESG ke dalam kebijakan kredit. Pada sektor kelapa sawit, Bank Mandiri mendorong kredit hanya diberikan kepada debitur yang menerapkan best practice ESG yang dengan sertifikasi Indonesian Sustainable Palm Oil/ISPO).
Sementara itu, di sektor batubara, pihaknya juga menyelaraskan kebijakan pembiayaan batubara dengan rencana pemerintah mengurangi penggunaan batubara secara bertahap dan memprioritaskan kredit kepada debitur yang memiliki strategi transisi yang jelas.
“Dari total portofolio outstandeing, pada sektor CPO, sebesar Rp 90 triliun adalah wholesale corporate dan commercial. Sedangkan 2 persen pinjaman disalurkan kepada 82.000 petani CPO di segmen UMKM,” ungkap Alexandra.
Alexandra menegaskan, sekitar 83 persen pinjaman wholesale Bank Mandiri memiliki sertifikasi ISPO. Pihaknya juga berkomitmen untuk meningkatkan sertifikasi ini lebih tinggi lagi di masa yang akan datang.
Di sisi lain, exposure Bank Mandiri terhadap pembangkit listrik EBT juga mengalami peningaktan 56 persen secara tahunan menjadi Rp 7 triliun.
“Beberapa pinajaman di sektor EBT disalurkan untuk proyek energi bersih seperti proyek pembangkit tenaga air, ekosistem panel surya, dan proyek pembiayaan EV untuk mempercepat pencapaian low carbon economy,” kata dia.