redaksiharian.com – Lembaga pemeringkat S&P Global telah memangkas rating investor PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO), yaitu SoftBank terkait kredit jangka panjang karena dianggap tak masuk akal.

Padahal, S&P Global telah memberi peringatan kepada SoftBank tentang risiko aset yang lebih tinggi dalam portofolio investasinya akibat penjualan besar-besaran pada saham Alibaba.

CFO SoftBank Yoshimitsu Goto mempertanyakan keputusan peringkat dari double B plus menjadi double B. Menurutnya, posisi kasnya telah meningkat dari ¥ 2,3 triliun menjadi ¥5,1 triliun (US$ 36,8 miliar) sepanjang tahun 2022.

Penurunan peringkat tersebut terjadi setelah Vision Funds yang berfokus pada sektor teknologi dari SoftBank bulan ini membukukan rekor kerugian investasi tahunan sebesar US$ 39 miliar.

Grup Jepang menjual sekitar US$ 7,2 miliar saham di grup e-niaga China Alibaba pada kuartal terakhir melalui kontrak berjangka prabayar setelah rekor penjualan US$ 29 miliar tahun lalu.

SoftBank mengatakan awal bulan ini bahwa mereka telah secara efektif menggunakan semua sisa sahamnya di Alibaba untuk pembiayaan.

Akibatnya, proporsi bisnis dana SoftBank yang berinvestasi pada saham yang tidak terdaftar telah meningkat menjadi hampir 40%. Hal itu membuat S&P untuk memberi peringatan bahwa ada kerentanan yang lebih tinggi terhadap perubahan lingkungan eksternal.

Pihak SoftBank menyebut proporsi aset yang terdaftar diperkirakan akan meningkat secara signifikan setelah penawaran umum perdana perusahaan teknologi Arm. Investor di AS, Inggris, dan Jepang telah memberi tahu FT bahwa mereka telah menerapkan valuasi untuk Arm antara US$ 30 miliar dan US$ 70 miliar.

Selain menjual sahamnya di Alibaba, grup tersebut juga mengumumkan bahwa mereka menjual Fortress Investment Group ke cabang dana kekayaan negara Abu Dhabi dan karyawan manajer aset itu sendiri.

S&P mengatakan likuiditas aset SoftBank akan meningkat pesat jika Arm terdaftar, namun pihaknya tidak memasukkan IPO dalam skenario kasus dasar karena ketidakpastian atas waktu dan nilai listing.

SoftBank telah menjalin hubungan yang sulit dengan lembaga pemeringkat. Pada tahun 2020, grup tersebut menuntut agar Moody’s menghapus semua peringkat obligasinya pada konglomerat Jepang tersebut, setelah lembaga pemeringkat tersebut menurunkan peringkat sebanyak dua tingkat yang memotong utangnya lebih dalam ke status sampah.

Pada saat itu, Moody’s dituduh memiliki pandangan yang bias dan keliru. Fitch tidak memiliki peringkat pada konglomerat tersebut.

Goto mengatakan SoftBank tidak akan berusaha memutuskan hubungan dengan S&P. Menurutnya, penurunan peringkat terbaru tidak sama dengan keputusan Moody tiga tahun lalu dan menunjuk pada hubungan jangka panjangnya dengan lembaga pemeringkat.

SoftBank sangat mendesak S&P untuk mempertimbangkan peningkatan setelah IPO Arm selesai akhir tahun ini.