redaksiharian.com – Beberapa emiten di group Emtek mengalami penurunan kinerja mulai dari penurunan pendapatan hingga kerugian kurs. Penurunan kinerja pada kuartal I 2023 ini mendorong harga saham beberapa emiten group Emtek turun sejak awal tahun 2023.

Belum lama group Emtek menggelar Emtek Connect 2023 dalam perkuat kolaborasi ekosistem bisnis. Emtek Connect 2023 merupakan pertemuan antar agencies dan advertisers dalam ekosistem Emtek untuk kolaborasi serta partisipasi dalam menghadapi berbagai tantangan. Emtek Connect 2023 digelar untuk menyatukan visi dalam menghadapi beragam perubahan yang terjadi, perkembangan teknologi, konten yang terus menantang.

Harapannya group Emtek dapat terus melakukan ekspansi untuk menopang kinerja dari perusahaan-perusahaan dibawah naungan group tersebut.

Intip beberapa kinerja keuangan kuartal I 2023 dan pergerakan harga saham group Emtek secara Year To Date (YTD).

PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) menderita rugi bersih sebesar Rp330,98 miliar dalam tiga bulan pertama tahun 2023 lebih buruk dibanding periode sama tahun 2022 yang membukukan laba bersih sebesar Rp4,072 triliun.

Padahal pendapatan bersih tumbuh 14,8% dibanding kuartal I 2022 menjadi Rp3,876 triliun yang ditopang peningkatan penjualan barang sebesar 34,4% menjadi Rp1,775 triliun.

Peningkatan pendapatan juga didorong dari pendapatan iklan yang naik 1,2% menjadi Rp1.303 triliun. Pendapatan jasa kesehatan dan rumah sakit juga naik 13,02% menjadi Rp512,07 miliar.

Penurunan kinerja juga terjadi pada laba PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) yang merosot 74% per 31 Maret 2023 menjadi Rp66,66 miliar, dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya Rp284,84 miliar.

Merosotnya laba SCMA diakibatkan oleh penurunan pendapatan bersih menjadi Rp1,52 triliun, susut 0,65% dari periode sama tahun lalu sebesar Rp1,53 triliun. Beban program dan siaran Rp969,21 miliar, bengkak dari periode sama tahun lalu Rp810,39 miliar. Beban usaha Rp450,73 miliar, naik dari Rp435,07 miliar. Pendapatan operasi lainnya Rp7,67 miliar, ambles dari Rp76,04 miliar.

Kinerja SCMA di tahun 2023 diprediksi akan positif oleh beberapa analis. Pertama, pemulihan pertumbuhan iklan di tahun 2023, setelah Fast Moving Consumer Goods (FMCG) mengalami kesulitan di tahun 2022 akibat kenaikan biaya bahan baku.

Kedua, pertumbuhan struktural Vidio. Sebagai platform OTT lokal di Indonesia, Vidio kini memiliki lebih dari 4 juta pelanggan berbayar di bulan November 2022, yaitu sebelum dimulainya Piala Dunia.

Beralih ke bisnis group Emtek lainnya yakni Marketplace Indonesia, PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) mencatatkan rugi bersih sebesar Rp1 triliun pada kuartal I 2023 dari laba bersih sebesar Rp14,54 triliun pada kuartal I 2022.

BUKA membukukan kerugian operasional sebesar Rp1.177 miliar pada kuartal I 2023 atau mengalami penurunan secara YoY karena pada periode kuartal I 2022 Perseroan mendapatkan laba yang substansial dari laba nilai investasi di PT Allo Bank Tbk.

Sementara itu, BUKA mencatatkan pertumbuhan Total Processing Value (TPV) sebesar 19 persen alias Rp40,5 triliun pada kuartal pertama 2023. Angka pertumbuhan tersebut didorong oleh pertumbuhan Year Over Year (YoY) dari marketplace dan TPV specialty verticals.

Menurut laporan BUKA, 72 persen TPV Perseroan berasal dari luar daerah Tier 1 di Indonesia alias Jabodetabek, Bandung, dan Surabaya. Pada kuartal I 2023, pendapatan Bukalapak tumbuh sebesar 28% YoY menjadi Rp1.006 triliun YoY.

Dan untuk pendapatan Mitra Bukalapak pada kuartal I 2023 meningkat sebesar 9% YoY menjadi Rp515 miliar. Marketplace menunjukkan pertumbuhan yang kuat dengan peningkatan pendapatan sebesar 77% YoY menjadi Rp517 miliar. Hal tersebut didorong oleh specialty verticals dengan take rate yang lebih tinggi.

Penurunan juga terjadi pada PT Sarana Meditama Metropolitan Tbk (SAME), dimana laba menurun pada kuartal I 2023 menjadi Rp 3,47 miliar, yang mana pada kuartal sama tahun sebelumnya Rp 8,78 miliar.

Secara pendapatan SAME meningkat menjadi Rp 364,5 miliar yang pada kuartal yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 349,4 miliar. Namun naiknya beban penjualan menjadi Rp 4,3 miliar dan beban umum administrasi menjadi Rp 119,4 miliar membuat tergerusnya laba SAME.

Dan PT Kedoya Adyaraya (RSGK) per 31 Maret 2023 membukukan laba bersih Rp7,86 miliar. Angka ini terjun bebas 26% dari kuartal sama tahun sebelumnya Rp10,65 miliar. Laba per saham dasar turun ke posisi Rp15,87 dari periode sama tahun sebelumnya Rp21,49 per eksemplar.

Pendapatan Rp91,48 miliar, naik tipis 1,4% dari periode sama tahun sebelumnya Rp90,15 miliar. Beban pokok pendapatan Rp55,39 miliar, bengkak tipis 0,6% dari periode sama tahun lalu sejumlah Rp55,04 miliar. Laba kotor sebesar Rp36,08 miliar, naik 2,7% dari periode sama tahun sebelumnya Rp35,10 miliar.

Penurunan kinerja tersebut yang membuat beberapa harga saham emiten group Emtek mengalami penurunan hingga 30% secara Year To Date (YTD).

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

CNBC INDONESIA RESEARCH

research@cnbcindonesia.com