redaksiharian.com – Jakarta, CNBC Indonesia – Bursa Asia-Pasifik ditutup bervariasi pada perdagangan Selasa (23/5/2023), di mana investor merespons dari buntunya pembahasan terkait plafon utang Amerika Serikat (AS).
Indeks Straits Times Singapura ditutup menguat 0,22% ke posisi 3.218,08, KOSPI Korea Selatan bertambah 0,41% ke 2.567,55, dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir terapresiasi 0,1% menjadi 6.736,68.
Sedangkan untuk indeks Nikkei 225 Jepang ditutup melemah 0,41% ke 30.957,8, Hang Seng Hong Kong ambles 1,25% ke 19.431,25, Shanghai Composite China ambrol 1,52% ke 3.246,24, dan ASX 200 Australia turun tipis 0,05% menjadi 7,259.9.
Dari Singapura, inflasi utama pada periode April 2023 naik menjadi 5,7%, dari sebelumnya sebesar 5,5% pada Maret lalu dan melampaui ekspektasi pasar dalam survei Reuters yang memperkirakan inflasi Singapura pada April lalu mencapai 5,5%.
Otoritas Moneter Singapura (The Monetary Authority of Singapore/MAS) mengatakan kenaikan inflasi utama terjadi karena naiknya harga untuk sektor jasa dan transportasi pribadi.
Sedangkan, ukuran inflasi inti MAS, yang tidak termasuk akomodasi dan transportasi pribadi, mencapai 5% pada April lalu atau tidak berubah dari periode Maret lalu.
MAS mengharapkan ukuran inflasi inti untuk “tetap tinggi” dalam beberapa bulan ke depan, sebelum melambat pada paruh kedua tahun 2023 karena inflasi impor turun lebih jauh dan pengetatan di pasar tenaga kerja domestik mereda.
Di lain sisi, investor di Asia-Pasifik juga cenderung merespons bervariasi terkait pembahasan plafon utang AS yang masih dilanda kebuntuan.
Melansir CNBC International, Presiden AS Joe Biden dan Ketua DPR Kevin McCarthy telah bertemu pada Senin waktu AS untuk melanjutkan negosiasi pagu utang.
Sikap keduanya mulai sama, optimistis akan tercapai kesepakatan tetapi masih ada yang harus diselesaikan.
“Kami masih memiliki beberapa ketidaksepahaman, tetapi saya pikir kami bisa mencapai apa yang kami inginkan,” kata Biden saat bertemu McCarthy di Gedung Putih, sebagaimana dilansir CNBC International.
Di saat yang sama, McCharhty juga menunjukkan optimismenya setelah akhir pekan lalu menyebut jauh dari kata sepakat.
“Saya pikir pada akhirnya kita akan menemukan titik temu, membuat perekonomian kita lebih kuat, mengatasi masalah utang, tetapi yang paling penting membuat pemerintah menekan inflasi, membuat kita mengurangi ketergantungan dengan China serta membuat alokasi sistem kerja,” ujarnya.
Melihat beberapa hari ke belakang percakapan antara perwakilan Gedung Putih dan perunding Partai Republik di DPR hampir berhenti pada akhir pekan lalu.
Setelah melakukan panggilan telepon dengan presiden pada Minggu sore, McCarthy menyatakan bahwa perundingan masih sangat jauh dari kata sepakat.
“Tidak ada kesepakatan,” kata politisi Republik California tersebut, dikutip Wall Street Journal.
Menteri Keuangan AS, Janet Yellen mengatakan bahwa Negeri Paman Sam dapat mengalami gagal bayar utang paling cepat 1 Juni.
CNBC INDONESIA RESEARCH