redaksiharian.com – Kepala Balai Perikanan Budidaya Laut (BPBL) Batam, Kepulauan Riau (Kepri), Ikhsan Kamil menyampaikan pada 2023 pihaknya menyalurkan bantuan 600 ribu benih ikan untuk kampung budi daya perikanan di provinsi setempat.

“Sebanyak 600 ribu benih ikan ini terdiri dari kerapu, kakap putih, dan bawal bintang,” katanya di Tanjungpinang, Kepri, Selasa.

Ia menyebut sampai saat ini total yang sudah disalurkan sekitar 350 ribu benih ikan yangtersebar di kampung budi daya kerapu di Kabupaten Anambas, kampung budi daya kakap putih di Kota Batam, dan kampung bawal bintang di Kabupaten Bintan.

Selain itu, pihaknya juga punya kampung budi daya kakap putih di Kabupaten Meranti, Provinsi Riau.

“Di Kota Tanjungpinang juga ada kampung ikan madong, belum masuk Keputusan Menteri KKP, namun tetap dibantu. Hari ini, kami menyerahkan 15 ribu benih ikan kakap putih,” ujar Ikhsan.

Pihaknya juga memiliki dua kampung budi daya lainnya, yaitu budi daya rumput laut di Kabupaten Karimun dan Kabupaten Lingga.

Sementara khusus, Kabupaten Natuna, katanya, masih menuju pembentukan kampung budi daya ikan napoleon.

“Rencananya, ada kerja sama dengan negara Korea untuk pengembangan ikan napoleon di Natuna. Semoga segera terealisasi,” ujar Ikhsan.

Ia juga menyampaikan pasar produk-produk hasil perikanan budi daya, khususnya di Provinsi Kepri sangat besar dan bahkan produksi yang ada sekarang belum mampu memenuhi permintaan pasar.

Ia mencontohkan permintaan ikan bawal bintang di Kota Batam per bulan mencapai lima sampai enam ton, sementara produksi yang dihasilkan baru mencapai sekitar dua ton per bulan.

“Demikian pula dengan kakap putih dan kerapu. Belum bisa memenuhi permintaan pasar,” ujarnya.

Oleh karena itu, pihaknya terus mendorong agar lebih banyak lagi masyarakat yang berminat budi daya perikanan, sehingga produksi makin meningkat dan memenuhi permintaan pasar dalam maupun luar negeri.

Pihaknya siap melakukan pendampingan terhadap penyediaan benih ikan hingga teknologi bagi kelompok masyarakat budi daya perikanan.

“Di Provinsi Kepri ini, market-nya ikan hidup. Banyak wisatawan yang datang ke sini ingin menikmati ikan hidup di atas kelong atau rumah makan apung. Harga ikan hidup jauh lebih mahal dibanding ikan yang sudah mati, perbandingannya sekitar Rp50 ribu per kilogram,” sebutIkhsan.