redaksiharian.com – Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) mencatat sudah ada lebih dari 220 surat pernyataan minat (letter of intent/LoI) dari investor untuk berinvestasi di IKN . Angka ini bertambah dari data per 7 Mei 2023 yang sebanyak 200 LoI.
Kepala Otorita IKN Bambang Susantono mengatakan, LoI yang sudah masuk ini masih harus diproses sebelum dapat direalisasikan dan proses ini membutuhkan waktu.
Pasalnya setelah menyampaikan LoI, investor perlu melakukan kajian lebih lanjut mengenai feasibility study, melihat kondisi di lapangan, menghitung nilai investasi, hingga mengecek topografi IKN.
Dalam proses tersebut, LoI akan dievaluasi lebih mendalam untuk kemudian diputuskan dapat dilanjutkan, direvisi, atau tidak memungkinkan untuk dilanjutkan. Dengan demikian, 220 LoI ini belum tentu semuanya dapat direalisasikan.
“Total awal yang namanya LoI keinginan dari calon investor swasta dalam dan luar negeri kita sekarang dapat kira-kira lebih dari 220 LoI. Tapi dari LoI menjadi macul (direalisasikan) di lapangan itu membutuhkan waktu ya,” ujarnya saat membuka acara Membedah Peluang Investasi di IKN, Jakarta, Selasa (23/5/2023).
Selama proses tersebut, Otorita IKN bersama kementerian lain akan melayani para calon investor yang membutuhkan data dan informasi yang lebih lengkap terkait IKN untuk memutuskan rencana investasi.
Untuk menarik calon investor lebih banyak lagi, pemerintah akan memberikan sejumlah insentif, di antaranya berupa serangkaian super tax deduction, tax holiday, dan pembebasan bea masuk dan Pajak Dalam Rangka Impor (PDRI).
“Ada serangkaian super tax insentif dalam bentuk pengurangan pajak penghasilan, pembebasan bea masuk import, dan pengurangan pajak untuk kegiatan R&D,” ucapnya.
Dengan kemudahan tersebut Otorita IKN berharap pembangunan IKN di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, berjalan cepat dan berkelanjutan hingga 2045.
Dalam kurun waktu tersebut, IKN akan diwujudkan sebagai kota futuristik yang menjanjikan prospek bisnis berkelas global. Seperti diketahui, hanya 20 persen dari total anggaran IKN yang akan dibiayai oleh APBN.
Sisanya adalah partisipasi swasta meliputi investasi langsung, public-private partnership, pembiayaan kreatif seperti crowd funding ataupun carbon trading, filantropi, dan lain sebagainya.
“Pada tahap pertama, ada sekitar 300 paket investasi yang siap ditawarkan pada para investor, termasuk penyediaan sarana dan prasarana di bidang perumahan, transportasi, dan energi,” kata Bambang.
Investasi ini, lanjutnya, tidak terbatas hanya pada proyek pendirian infrastruktur atau bangunan tetapi juga meliputi investasi di bidang penyediaan perangkat lunak bagi kota pintar.
Investor juga dapat berinvestasi sebagai pengembang kawasan atau area developer dan mengelola kawasan tertentu, seperti kawasan pariwisata atau financial center.