redaksiharian.com – Perajin keray pelapah sawit di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten dapat menumbuhkan ekonomi masyarakat sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan keluarga.”Kami sejak 13 tahun lalu menggeluti usaha ini dapat membangun rumah dan menyekolahkan anak,”kata Eman (55) seorang perajin keray pelapah sawit di Kampung Cihiyang Desa Rangkasbitung Timur Kabupaten Lebak, Sabtu.Perajin keray pelapah sawit di Kabupaten Lebak cukup sejahtera dan dapat membantu pendapatan ekonomi keluarga.Mereka perajin keray mampu membangun rumah hingga menyekolahkan anak.Sebelumnya, kata dia, Kampung Cihiyang Desa Rangkasbitung Timur kesulitan ekonomi, karena kebanyakan warganya buruh serabutan tani, buruh perkebunan dan mengojek.Pendapatan ekonomi mereka di bawah Rp20 ribu/hari, sehingga banyak ana-anak mereka tidak mampu sekolah hingga SMA/SMK juga kondisi rumah terbuat dari bilik bambu.Namun, saat ini masyarakat setempat dari tahun 2010 sampai sekarang cukup sejahtera dengan memproduksi kerajinan keray pelapah kelapa sawit.Sebab, usaha kerajinan keray tersebut tidak mengeluarkan modal, karena bahan bakunya limbah pelapah kelapa sawit dari Perkebunan Nusantara III Cisalak Rangkasbitung.Mereka setiap hari mengambil limbah pelapah sawit dari perkebunan untuk dijadikan kerajinan keray.”Kami bisa memproduksi keray rata-rata tiga lembar/hari dan dijual ke penampung Rp35.000/lembar, sehingga menghasilkan pendapatan ekonomi rata-rata Rp105.000/hari,”kata Eman.Menurut dia, pendapatan hasil kerajinan keray sawit sebesar Rp105.000/hari jauh lebih baik dibandingkan sebelumnya dengan pendapatan ekonomi tidak menentu.
Sebab, dirinya saat itu sebagai buruh serabutan tani dan jika tidak ada yang menyuruh tentu kesulitan ekonomi keluarga.Akan tetap, setelah adanya kerajinan keray cukup terbantu ekonomi keluarga.”Kami bisa menyekolahkan tiga anak hingga lulus SMA,”katanya menjelaskan.
Begitu juga perajin keray sawit lainya, Anda (50) mengaku dirinya sejak berkembang kerajinan keray sebagai alat untuk menutupi terik sinar matahari dan cepratan air hujan yang disimpan di halaman rumah cukup membantu ekonomi keluarga.Saat ini, dirinya bisa menjual lima lembar keray dengan menghasilkan pendapatan Rp175 ribu/hari.”Kami bersama isteri setiap hari memproduksi kerajinan keray,”katanya menjelaskan.Ia menyebutkan Kampung Cihiyang Desa Rangkasbitung Timur Kabupaten Lebak dengan penduduk 130 kepala keluarga sekitar 80 persen perajin keray.Mereka mengandalkan pendapatan ekonomi dari kerajinan keray, sehingga bisa meningkatkan kesejahteraan keluarga.”Semua anak-anak muda di sini juga ibu-ibu memproduksi keray untuk membantu ekonomi keluarga,”kata Anda.Toto (50) seorang penampung krey warga Rangkasbitung Kabupaten Lebak mengaku dirinya pekan ini memasarkan ke wilayah Tangerang dan Bogor sebanyak 30 ribu lembar keray.Sedangkan, pekan depanya lagi ke Serang dan Cilegon sebanyak 20 ribu lembar keray.Pengiriman produksi keray itu, karena sudah memiliki pelanggan tetap yakni pedagang pengecer.”Semua produk keray itu ditampung dari perajin Lebak dan dijual Rp40 ribu/lembar,”katanya menjelaskan.Sementara itu, Kepala Bidang UMKM Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Lebak Abdul Waseh mengatakan, sebelumnya usaha kerajinan keray sawit yang berkembang itu bagian rintisan pengembangan ekonomi lokal dengan melakukan pembinaan dan pelatihan ketrampilan.Mereka dibina dan dilakukan pelatihan keray sawit karena potensi bahan baku terdapat bagi masyarakat yang tinggal di sekitar perkebunan kelapa sawit.Masyarakat yang tinggal di sekitar perkebunan kelapa sawit tersebar di Kecamatan Rangkasbitung, Cimarga, Kalanganyar, Leuwidamar dan Cileles.Saat ini, perajin keray sawit yang tergabung paguyuban tercatat 450 orang perajin dan tersebar di Desa Rangkasbitung Timur dan Pasir Tanjung Kabupaten Lebak.Perguliran keuangan perajin keray sawit mencapai ratusan juta rupiah per bulan dengan produksi rata-rata 200-300 lembar per anggota.”Kami mendorong kerajinan keray terus berkembang sehingga dapat menyerap lapangan pekerjaan juga dapat menumbuhkan ekonomi keluarga,” katanya.