redaksiharian.com – PT Angkasa Pura II (Persero) atau AP II menyatakan komitmen untuk menjalankan program dekarbonisasi, salah satunya melalui pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT) di 20 bandara yang dikelola perseroan.

“Sebagai operator bandara terbesar di Indonesia, kami berkomitmen terhadap keberlanjutan dan memahami pentingnya untuk selalu mengedepankan iklim global dan dekarbonisasi. Kami meyakini bahwa industri aviasi memiliki peran penting dalam mewujudkan keberlanjutan,” ujar Direktur Utama AP II Muhammad Awaluddin dikutip dari keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Sabtu.

Hal itu disampaikannya saat bertemu delegasi parlemen Eropa, terdiri atas tujuh anggota parlemen (Members of The European Parliament/MEP) yang tergabung di dalam Komite Transportasi dan Pariwisata Parlemen Eropa (European Parliament’s Committee on Transport and Tourism/TRAN) di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Rabu (17/5).

Adapun di Bandara Soekarno-Hatta, para delegasi yang dipimpin oleh Kepala Delegasi Komite Transportasi dan Pariwisata Parlemen Eropa (TRAN) Marian-Jean Marinescu bertemu langsung dengan Awaluddin beserta jajaran berdiskusi mengenai sektor transportasi yang berkelanjutan (sustainable transport) dalam menghadapi tantangan saat ini dan ke depannya seperti dekarbonisasi dan pemulihan pasca pandemi COVID-19.

Lebih lanjut, Awaluddin mengatakan bahwa AP II telah memiliki peta jalan hingga 2028 untuk pemanfaatan EBT. “Pada 2021-2028, di 20 bandara AP II akan terdapat pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) berkapasitas total 26 megawatt peak (MWp),” kata Awaluddin.

AP II mencatat saat ini PLTS sudah digunakan di tiga bandara, yaitu Bandara Soekarno-Hatta di Gedung Airport Operation Control Center (241 kilowatt peak/kWp) dan terminal 2 (1,50 MWp), terminal kargo dan gedung administrasi Bandara Kualanamu (0,76 MWp), dan Gedung Airport Rescue & Fire Fighting Bandara Banyuwangi (0,03 MWp).

“Pada 2023, PLTS akan dipasang di empat bandara, yakni Bandara Minangkabau (Padang), Sultan Mahmud Badaruddin II (Palembang), Supadio (Pontianak), dan Sultan Iskandar Muda (Aceh). Tahun ini juga ada penambahan kapasitas PLTS di dua bandara, yaitu Bandara Soekarno-Hatta dan Kualanamu. Total PLTS yang dipasang di bandara AP II pada tahun ini berkapasitas 3,9 MWp,” ungkap Awaluddin.

Di Bandara Soekarno-Hatta yang merupakan bandara terbesar di Indonesia, AP II mendorong efisiensi energi dan menjalankan inisiatif dekarbonisasi yang didukung teknologi informasi.

“Bandara Soekarno-Hatta memiliki energy monitoring system untuk memantau penggunaan listrik di terminal 1, terminal 2, terminal 3, terminal kargo, kemudian di area perkantoran dan penggunaan listrik di non-terminal. Melalui energy monitoring system, AP II bisa mendorong efisiensi penggunaan listrik,” ucap Awaluddin.

AP II juga mendorong penggunaan kendaraan listrik di Bandara Soekarno-Hatta dengan menyediakan fasilitas pendukung seperti stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU).

Armada taksi di Bandara Soekarno-Hatta saat ini pun sudah menggunakan kendaraan listrik yang dioperasikan oleh Blue Bird dan Grab.

Selain itu, Awaluddin mengatakan AP II juga akan menggunakan kendaraan listrik sebagai kendaraan operasional di bandara-bandara yang dikelola perseroan.

“AP II menyiapkan hingga 148 kendaraan listrik sebagai kendaraan operasional di 20 bandara pada 2030, dengan komposisi sebanyak 63 persen digunakan di Bandara Soekarno-Hatta, sebanyak 7 persen di Bandara Kualanamu, dan 30 persen di bandara lainnya,” tuturnya.

Pada pertemuan tersebut, AP II dan parlemen Eropa turut membahas terkait konektivitas penerbangan.

Di dalam keterangan resmi, Marian-Jean Marinescu mengatakan meningkatkan konektivitas dan daya saing transportasi adalah hal yang krusial.

Marian-Jean Marinescu juga menyatakan bahwa bandara menjadi bagian penting dalam mendorong dekarbonisasi di sektor penerbangan.

AP II memaparkan rencana pengembangan Bandara Soekarno-Hatta telah ditetapkan, yakni revitalisasi terminal 1, terminal 2, dan terminal 3 serta pembangunan terminal 4, di mana seluruhnya agar Bandara Soekarno-Hatta dapat melayani hingga 120 juta penumpang per tahun.

“Selain itu, pengembangan cargo village di atas lahan seluas 75 hektare saat ini tengah disiapkan. Cargo village memiliki kapasitas 2,5 juta ton per tahun,” ungkap Awaluddin.