redaksiharian.com – Perayaan Idul Fitri identik dengan makanan lezat yang berlimpah.
Tak hanya di Indonesia, tradisi ini juga berlaku di banyak negara lainnya di dunia.
Setelah sebulan berpuasa Ramadhan, kita biasanya memanjakan diri dengan menu favorit nan lezat.
Selain menu makanan yang gurih, camilan manis juga kerap jadi primadona.
Berikut adalah beberapa makanan khas Idul Fitri dari berbagai negara muslim di dunia.
Baklava
Baklava adalah kue tradisional Turki yang awalnya kerap disajikan selama Bulan Ramadhan hingga Lebaran .
Terbukti, Parade Baklava diselenggarakan pada tanggal 15 Ramadhan di Ottoman, Istanbul.
Beberapa keluarga lokal di wilayah Turki dan Balkan juga masih meluangkan waktu untuk membuat kue ini sendiri dengan resep yang diwariskan dari generasi ke generasi.
Samosa manis
Makanan ini dikenal dengan nama briouat di Maroko sedangkan di Teluk Arab disebut sambusa hilwa.
Dalam setiap versi, camilan ini berbentuk segitiga dengan isian manis seperti buah-buahan seperti pir, apel atau kacang yang direndam sirup.
Alternatifnya, adonan dapat digulung menjadi bentuk cerutu (bukan segitiga) dan diisi dengan krim manis, mirip dengan cannoli.
Kanafeh
Makanan penutup ini adalah favorit masyarakat Timur Tengah saat merayakan Idul Fitri.
Terbuat dari adonan phyllo parut dipasangkan dengan keju putih, seperti keju Nabulsi atau Akkawi.
Lalu disajikan dengan siraman sirup gula yang harum dan disantap berupa kue berbentuk persegi panjang.
Saviya
Makanan ini terbuat dari bihun yang ditumis lalu ditambahkan ghee, gula, dan rempah-rempah aromatik seperti kapulaga.
Masyarakat Asia Selatan biasanya menikmati menu ini setelah salat Idul Fitri sebagai menu makan siang atau sarapan.
Nishallo
Makanan ini adalah sajian khas Lebaran di masyarakat Uzbekistan atau area Timur Tengah sekitarnya.
Terbuat dari putih telur yang dikocok lalu dipadukan dengan gula dan akar tanaman, biasanya akar licorice.
Bentuk dan rasanya hampir seperti marshmallow fluff dan dimakan dengan roti naan untuk cita rasa yang lebih kaya.
Semolina
Untuk momen Idul Fitri di Timur Tengah, menu ini disajikan sebagai makanan penutup.
Biasanya digoreng dengan telur, ghee, dan gula sehingga menjadi makanan yang disebut halwa.
Selain itu, ada juga yang menyantapnya dengan pasta kurma dimasukkan ke dalam cetakan untuk membuat semacam fudge.
Semolina juga digunakan sebagai bahan dasar puding tradisional — atau bila dicampur dengan minyak zaitun dan madu, itu menjadi kue kering favorit.
Roti Fatira dan Cambaabur
Panekuk tipis seperti krep ini menjadi panganan favorit untuk Idul Fitri di wilayah Afrika.
Ftira adalah panekuk yang dinikmati dengan madu untuk sarapan di Hari Lebaran bagi masyarakat Ethiopia.
Sedangkan cambaabur adalah panekuk yang ditaburi gula dan yogurt yang amat digemari di Somalia.
Lakh
Lakh adalah sejenis bubur manis yang terbuat dari susu kental dan millet.
Masyarakat Senegal biasanya menikmati menu ini setelah pulang dari salat Idul Fitri.
Ada yang menambahkan buah baobab untuk memperkaya rasanya sehingga lebih manis sekaligus gurih.
Nasi manis
Masyarakat Iran biasanya memasak nasi dengan kunyit dan gula untuk dinikmati saat Idul Fitri.
Makanan yang diberi nama shole zard ini juga ditambahkan dengan buah-buahan kering dan kurma sehingga rasanya semakin legit.