redaksiharian.com – Jagat TikTok, Spotify, dan YouTube belakangan dihebohkan dengan sebuah musik atau lagu viral berjudul Heart on My Sleeve .
Secara suara, lagu tersebut dinyanyikan oleh dua penyanyi populer dengan nama panggung Drake dan The Weeknd .
Mereka berdua tidak menyanyikan lagu ini secara bersamaan, melainkan secara bergantian mulai dari bagian awal alias intro, verse, bridge, chorus, dan seterusnya.
Nah, meski terdengar seperti suara Drake dan The Weeknd, lagu ini sebenarnya bukan dinyanyikan atau diciptakan langsung oleh dua orang artis tersebut.
Sebab, lagu ini dibuat oleh seorang pengguna misterius bernama “Ghostwriter” dengan bantuan teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence ( AI ).
Tidak dijelaskan bagaimana Ghostwriter menciptakan Heart on My Sleeve menggunakan AI. Namun, ia menyebut bahwa ia menggunakan klip suara realistik yang menyerupai Drake dan The Weeknd dengan AI, supaya bisa menyanyikan lirik lagu Heart on My Sleeve.
Beberapa saat setelah Heart on My Sleeve tersebar di platform online, lagu tersebut langsung mendapatkan sekitar 10 juta views di TikTok, serta sekitar ratusan ribu pemutaran di Spotify dan YouTube.
Meski demikian, lagu ini kabarnya sudah dihapus dari berbagai platform, boleh jadi karena melanggar kebijakan hak cipta dari berbagai label musik, lantaran bukan berasal dari Drake atau The Weeknd yang asli.
Kendati demikian, berdasarkan pantauan KompasTekno di YouTube, sudah banyak orang yang mengunggah ulang lagu Heart on My Sleeve, sehingga masih mudah ditemukan.
Baik Drake dan The Weeknd belum menanggapi lagu Ghostwriter yang viral ini. Namun, Drake sempat berkomentar mengenai AI ketika ia mendengar AI menyanyikan lagu Munch (Feeling You) milik penyanyi Ice Spice dinyanyikan olehnya beberapa waktu lalu.
Kala itu, ia marah dan kesal karena mendengar AI mempermainkan suaranya, dan ia berharap lagu tersebut merupakan lagu AI yang terakhir kali ia dengar.
Lagu bikinan AI tuai kontroversi
Selain penyanyi, lagu-lagu yang dibuat oleh AI ini tampaknya membuat beberapa label musik kenamaan resah.
Salah satunya adalah Universal Music Group (UMG) yang meminta beberapa platform musik seperti Spotify, Apple Music, dan lain sebagainya agar tidak membagikan data-data atau library musik mereka ke berbagai perusahaan AI.
Menurut UMG, pengolahan lagu yang dirilis oleh berbagai label musik melanggar hak cipta dan aturan bisnis label musik tersebut.
Di samping itu, hal ini juga bisa merugikan artis tersebut, lantaran mereka tidak akan mendapatkan kompensasi yang setimpal meski lagu yang dibuat oleh AI dan menggunakan suara mereka, viral dan didengar orang banyak.
“Dengan begitu, penting bagi para platform musik untuk memiliki aturan supaya musik-musik yang ada di dalamnya digunakan secara etis dan bertanggung jawab, sehingga tidak merugikan artis yang menyanyikannya,” kata UMG, dikutip KompasTekno dari FoxNews, Kamis (20/4/2023).
Menyoal AI, belakangan teknologi ini memang dikembangkan sedemikian rupa untuk menciptakan beragam hal secara otomatis, tentunya tanpa perlu banyak campur tangan atau pemikiran kreatif manusia.
Selain musik, beberapa hal yang bisa dibuat atau direkayasa oleh AI kabarnya adalah wajah dan postur tubuh manusia, video palsu atau deepfake, lukisan, kode pemrograman, teks atau artikel, fotografi dan masih banyak lagi.