redaksiharian.com – Konflik Rusia – Ukraina sudah berlangsung selama lebih dari setahun. Konflik ini pun berimbas ke berbagai sektor termasuk ekonomi dan teknologi global.
Kini, Xiaomi pun juga kena imbasnya. Vendor smartphone asal China itu dituding menjadi “sponsor perang internasional” oleh Badan Nasional Pencegahan Korupsi Ukraina (NAZK).
Dalam sebuah utas di Twitter, NAZK mengungkapkan ada dua alasan yang membuat Xiaomi dimasukkan ke dalam daftar “sponsor perang internasional”.
Pertama, gara-gara Xiaomi tetap beroperasi di Rusia dan memiliki pangsa pasar yang berlipat ganda sejak Rusia menginvasi Ukraina Februari 2022.
Sejak 2018, Xiaomi dilaporkan telah mendominasi penjualan online dan memiliki jaringan toko ritel resmi yang banyak di Rusia.
Data NAZK terbaru mengungkapkan bahwa pangsa pasar Xiaomi di Rusia berlipat ganda pada tahun 2022, dengan pengiriman Q3 meningkat sebesar 39 persen dibandingkan dengan kuartal sebelumnya.
Pada Juli 2022, Xiaomi dan sub-mereknya Poco menguasai 42 persen pangsa pasar dalam penjualan ponsel pintar Rusia, menduduki peringkat pertama dalam hal pendapatan.
Laporan pendapatan resmi dari Xiaomi menunjukkan bahwa pada tahun 2021, anak perusahaan Xiaomi di Rusia menghasilkan pendapatan 202 juta dollar AS atau setara Rp 2,98 triliun, sebagaimana dihimpun KompasTekno dari GizmoChina, Sabtu (15/4/2023).
Biro Antikorupsi Nasional Ukraina mengklaim bahwa pajak yang dibayarkan atas pendapatan yang signifikan ini telah digunakan untuk mendukung militer Rusia dan “mendanai perang melawan Ukraina”.
Alasan kedua adalah gara-gara Xiaomi yang dilaporkan melanjutkan perekrutan karyawan baru di kantor cabang Rusia, terlepas dari invasi Rusia ke Ukraina yang masih berlangsung.
Xiaomi juga meluncurkan smartphone barunya di Negeri Beruang Merah itu. Menurut Ukraina, hal ini mengindikasikan bahwa Xiaomi mensponsori agresi militer Rusia ke Ukraina.
1/4??The NACP included the Chinese Corporation in the list of international war sponsors: .
— NACP Ukraine (@NAZK_gov)
Xiaomi bantah jadi “sponsor perang internasional”
Xiaomi membantah tuduhan sebagai sponsor perang internasional seperti yang dilayangkan oleh Badan Nasional Pencegahan Korupsi Ukraina (NAZK).
“Kami tidak mendukung tindakan perang apa pun. Kami sepenuhnya berpegang pada prinsip perdamaian dunia,” tulis Xiaomi dalam sebuah keterangan tertulis di Twitter.
Xiaomi mengungkapkan, pihaknya adalah perusahaan elektronik konsumer yang menawarkan produk hanya untuk keperluaan sipil komersial. Bisnis Xiaomi yang ada di lebih dari 100 negara dan wilayah juga terikat pada aturan di masing-masing wilayah operasi.
“Misi kami adalah membuat semua orang di dunia menikmati kehidupan yang lebih baik melalui teknologi inovatif,” tulis Xiaomi.
Statement
— Xiaomi (@Xiaomi)