redaksiharian.com – Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menyambut baik rencana pemerintah daerah untuk membangun pasar induk beras di Sulawesi Selatan (Sulsel) karena dapat dimanfaatkan untuk mengontrol stok bahan pokok pangan tersebut.

“Ya bagus, kalau ada pasar induk itu mengontrolnya, mengontrol stok, mengontrol perputaran uang di perberasan menjadi lebih mudah. Seperti kita punya pasar induk di Cipinang (Jakarta) stoknya harus berapa, bulan ini harus berapa menjadi jelas,” kata Jokowi seusai meninjau ketersediaan stok beras di Gudang Bulog Batangase, Maros, Sulawesi Selatan, Kamis, sebagaimana keterangan tertulis Sekretariat Presiden yang diterima di Jakarta.

Menurut Presiden, keberadaan pasar induk di Sulsel akan memudahkan daerah untuk mengontrol ketersediaan beras. Selain itu, pasar tersebut akan memudahkan para petani dalam menjual hasil pertanian.

“Di sini pun juga begitu kalau nanti ada pasar induk itu akan memudahkan petani untuk menjualnya di mana, memudahkan Sulawesi Selatan untuk menentukan ini bisa dijual keluar atau di stok untuk kebutuhan sendiri menjadi jelas,” kata Presiden.

Sementara itu, penyerapan beras oleh Bulog pada 2023 khususnya di Sulawesi Selatan mengalami penurunan cukup drastis jika dibandingkan 2022. Penurunan tersebut, menurut Presiden, disebabkan penyerapan beras dari Sulawesi Selatan ke provinsi lain meningkat tinggi.

“Memang ada penurunan yang lumayan drastis. Biasanya Maret itu sampai 40 ribu, 50 ribu, ini baru pada bulan yang sama baru 6 ribu ton,” ujar Presiden.

Secara nasional, pemerintah menargetkan penyerapan cadangan beras pemerintah (CBP) oleh Bulog pada 2023 mencapai 2,4 juta ton.

Presiden Jokowi mengatakan bahwa pemerintah akan terus berupaya untuk memastikan kembali ketersediaan beras di seluruh provinsi di Indonesia.

“Kita harapkan stok di semua provinsi, persediaan beras di semua provinsi itu pada kondisi yang normal,” kata dia.

Turut mendampingi Presiden dalam peninjauan tersebut yaitu Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Direktur Utama Bulog Budi Waseso, Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaiman, dan Bupati Maros Chaidir Syam.