redaksiharian.com – Ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat Ace Hasan Syadzily mengakui bahwa koalisi partai politik (parpol) untuk menghadapi Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 saat ini masih cair.

Namun, ia menyatakan pihaknya masih terus mendorong agar Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto tetap maju dalam kontestasi perebutan kursi RI-1.

“Saya kira arahan Pak Airlangga hasil Musyawarah Nasional (Munas) 2019,” ujar Ace ditemui di kantor DPP Partai Golkar, Slipi, Jakarta, Selasa (28/3/2023).

Adapun hasil Munas Golkar 2019 salah satunya adalah meminta Airlangga untuk menjadi capres pada Pilpres 2024.

Di sisi lain, Ace tak menjawab dengan pasti apakah ada permintaan dari Jusuf Kalla untuk bergabung dengan Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) yang mengusung Anies Baswedan sebagai capres.

Pasalnya, Airlangga, Jusuf Kalla, dan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh sempat duduk berdampingan pada acara buka bersama di Nasdem Tower, Gondangdia, Menteng, Jakarta, Sabtu (25/3/2023).

Dalam pandangannya, Airlangga punya sikap sendiri untuk menentukan langkah politik Golkar ke depan.

“Pak Airlangga tentu sebagai ketum memiliki satu pandangan tersendiri dalam menentukan arah bagaimana koalisi atau pilihan, dalam konteks koalisi ke depan yang akan beliau ambil,” sebut dia.

Terakhir, Ace mengungkapkan masih terbuka kemungkinan untuk membentuk koalisi besar antar parpol jelang Pilpres 2024.

Tapi ia tak menyebutkan dengan pasti koalisi mana yang bakal diajak oleh Golkar untuk mewujudkan koalisi besar tersebut.

“Koalisi besar kan sebetulnya sudah pernah terlaksana, dan saat ini kan koalisi besar. Tapi untuk 2024 tentu dorongan untuk (membentuk) koalisi besar itu masih mungkin bisa dilakukan,” paparnya.

“Dalam rangka (membentuk) kekuatan politik menghadapi Pilpres 2024, ini bisa mengkonsolidasikan dukungan terhadap bagaimana pemerintahan 2024-2029 bisa stabil,” imbuh dia.

Diketahui Jusuf Kalla mengaku memberikan masukan sial pemilihan figur cawapres untuk Anies.

Ketua DPP Partai Nasdem Willy Aditya pun mengaku mengajak Jusuf Kalla berdiskusi untuk melakukan penjaringan pada pendamping mantan Gubernur DKI Jakarta itu.

Ia mengungkapkan, ada sejumlah nama yang disampaikan Jusuf Kalla.

Adapun saat ini KPP telah resmi terbentuk tapi belum melakukan deklarasi besar.

Alasannya, menunggu figur cawapres terpilih. Ketua DPP Partai Nasdem yang lain, Sugeng Suparwoto menyatakan targetnya cawapres sudah ditentukan Juli 2023.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.