redaksiharian.com – Sentimen positif publik terhadap kondisi keamanan nasional menurun signifikan.

Survei terbaru Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) yang dirilis Maret 2023 memperlihatkan, 6,7 persen responden menilai kondisi keamanan sangat baik dan 45,1 persen responden menganggap baik.

Lalu, ada 32,6 persen responden yang menilai kondisi keamanan sedang, 11,1 persen menilai buruk, 1,4 persen menganggap sangat buruk. Sisanya, 3,1 persen responden tak menjawab atau tidak tahu.

“Warga yang menilai kondisi keamanan baik atau sangat baik sekitar 51,7 persen, yang menilai buruk atau sangat buruk 12,5 persen, dan ada 32,6 persen yang menilai sedang saja,” kata Direktur Riset SMRC Deni Irvani dalam tayangan YouTube SMRC TV, Senin (27/3/2023).

Secara umum, pada Maret 2020, tren positif terhadap kondisi keamanan Indonesia mencapai titik tertinggi di mana 65,8 persen responden memberikan penilaian baik.

Setelahnya, sentimen positif terkait kondisi keamanan Tanah Air terbilang fluktuatif. Sempat turun menjadi 53,4 persen pada Oktober 2020, lalu naik lagi menjadi 63,6 persen pada Mei 2022.

Setelahnya kembali turun pada Oktober 2022 menjadi 50,5 persen, naik pada November 2022 menjadi 59,1 persen, dan sedikit naik pada Desember 2022 menjadi 59,2 persen.

Meski sempat naik, sentimen positif terkait kondisi keamanan nasional meorsot hingga 7,5 persen pada Maret 2023 menjadi 51,7 persen.

“Meskipun mayoritas publik menilai kondisi keamanan masih positif, namun dalam 3,5 tahun terakhir yang menilai baik atau sangat baik menurun dari 60,4 persen pada September 2019 menjadi 51,7 persen pada Maret 2023,” terang Deni.

“Sementara yang menilai buruk atau sangat buruk naik dari 8,7 persen menjadi 12,5 persen pada periode yang sama,” lanjutnya.

Survei yang sama juga memetakan kondisi politik nasional. Sebanyak 3,3 persen responden menilai kondisi politik sangat baik, 30,6 persen menilai baik, dan 35,5 persen menganggap sedang.

Kemudian, 17,4 persen responden berpendapat kondisi politik Tanah Air buruk, 2,1 persen menilai sangat buruk, dan 11,0 persen responden tidak menjawab atau tidak tahu.

“Warga yang menilai kondisi politik nasional baik atau sangat baik sekitar 34,0 persen, sementara yang menilai buruk atau sangat buruk 19,5 persen, dan ada 35,5 persen yang menilai sedang saja,” ujar Deni.

Meski terbilang sedang, SMRC mencatat, sentimen positif terhadap kondisi politik Indonesia terus mengalami penurunan. Jika ditarik mundur, pada September 2019, ada 41 persen responden yang menilai kondisi politik baik.

Indikator ini berada pada titik terendah pada survei September 2021 di mana hanya 26,8 persen yang menilai kondisi politik baik.

Tren positif mengenai kondisi politik sempat naik pada Agustus 2022 menjadi 37,1 persen, lalu kembali turun pada pada Desember 2022 menjadi 35 persen, dan terbaru 34,0 persen pada survei Maret 2023.

“Kondisi politik dinilai memburuk dalam 3,5 tahun terakhir. Dari September 2019 ke Maret 2023, yang menilai kondisi politik baik atau sangat baik menurun dari 41 persen menjadi 34 persen,” jelas Deni.

“Sebaliknya, yang menilai buruk atau sangat buruk naik dari 14,5 persen menjadi 19,5 persen,” lanjutnya.

Adapun survei SMRC ini digelar pada 2-11 Maret 2023. Survei melibatkan 1.220 responden yang dipilih secara acak (stratified multistage random sampling).

Dengan metode wawancara secara tatap muka, margin of error survei ini sebesar 3,1 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.