redaksiharian.com – Komisi Pemilihan Umum Thailand mengumumkan bahwa pemilihan umum di negara tersebut akan diadakan pada 14 Mei mendatang. Pengumuman ini disampaikan sehari setelah parlemen Thailand dibubarkan.

Dilansir kantor berita AFP, Selasa (21/3/2023), Perdana Menteri (PM) Prayut Chan-O-Cha tengah berupaya untuk memperpanjang pemerintahannya yang telah berlangsung hampir satu dekade.

Jenderal Prayut, yang berkuasa dalam kudeta tahun 2014, menghadapi pertarungan keras melawan partai oposisi utama, partai Pheu Thai yang digawangi oleh Paetongtarn Shinawatra, putri miliarder mantan PM Thaksin Shinawatra .

Partai Pheu Thai unggul dalam jajak pendapat, tetapi mungkin akan sulit untuk mengamankan kursi perdana menteri karena konstitusi Thailand 2017 yang disusun oleh junta mendukung kandidat yang didukung militer.

Sebuah pernyataan dari Komisi Pemilihan Umum menyatakan bahwa pemilu Thailand akan digelar pada 14 Mei mendatang, dengan pemungutan suara awal dilakukan pada 7 Mei.

Pengumuman itu datang sehari setelah Prayut membubarkan majelis rendah parlemen — langkah resmi untuk mengadakan pemilu.

Kampanye tidak resmi telah berlangsung selama berminggu-minggu, dengan partai-partai berfokus pada masalah ekonomi saat mereka mencari dukungan dari 52 juta pemilih Thailand.

Dalam jajak pendapat yang diterbitkan Minggu lalu, hampir 50 persen dari 2.000 responden mengatakan mereka akan memilih Pheu Thai. Sementara sekitar 12 persen memilih partai United Thai Nation yang menaungi Prayut.