redaksiharian.com – – Suasana Nyepi di Kota Matram, Nusa Tenggara Barat, Rabu (22 /3/2023) berlangsung hikmat.

Sejumlah titik di pemukiman umat Hindu di Kota Mataram ditutup selama pelaksanaan Nyepi.

Selain suasana lengan di pemukiman umat Hindu, pertokoan di tutup sementara agar kendaraan tidak lalu lalang dan pelaksanaan Nyepi bisa berlangsung hikmat.

Sejumlah pecalang berjaga secara bergantian untuk menjaga ketenangan selama pelaksanaan Catur Brata Penyepian.

“Kami berjaga bergantian dan memang setiap Nyepi suasana di Lombok sangat hikmat, sikap toleransi antar umat beragama sudah terjalin lama, sejak jaman leluhur kami,” kata I Gede Juliartana saat berjaga di lingkungan Batu Dawe, Rabu.

Pantauan Kompas.com di sejumlah titik di Cakranegara, Mataram, sejumlah ruas jalan pemukiman umat Hindu ditutup dengan ogoh-ogoh agar tak ada warga yang melewati pemukiman warga Hindu sehingga ibadah tetap hikmat.

Lalu, di Lingkungan Batu Dawe, Kelurahan Tanjung Karang, kecamatan Sekarbela, Mataram, suasana sepi dan lengang. Tidak banyak kendaraan lalu lalang melewati jalur lingkungan tersebut.

Warga non-Hindu di Kota Mataram telah memahami hari besar ini sehingga akan memilih jalur yang tidak didiami mayoritas umat Hindu.

Juliartana berbagi tugas dengan pecalang lainnya. Menurut dia, setelah pandemi Covid-19 yang meresahkan selama dua tahun kemarin, kini umat Hindu bisa menjalani seluruh rangkain Nyepi dengan tenang, seperti sedia kala.

Pawai ogoh-ogoh yang kerap mengundang kerumunan pun tidak lagi dilarang.

Tahun ini, warga tumpah ruah melakukan penyambutan Hari Raya Nyepi.

“Ogoh-ogoh tidak dilarang, berkerumun melaksanakan pawai ogoh-ogoh bisa dilaksanakan, Tawur Agung Keasana bisa dijalankan hingga rangkaian Nyepi bisa dilaksanakan tanpa rasa khawatir, ” katanya.

Sebelumnya, tokoh umat Hindu Kota Mataram, I Gede Puti Aryadi, Selasa sore (21/3/2023) menjelaskan bahwa dalam Nyepi akan dijalankan empat pantangan.

Empat pantangan tersebut adalah “brata amati geni” atau tidak menyalakan api, “brata amati lelanguan” atau tidak bersenang senang, “brata amati lelungan” atau dilarang berpergian, serta “brata amati karya” atau tidak diperbolehkan bekerja.

Dalam pelaksanaan Nyepi tahun ini, baik umat Hindu maupun umat beragama lainnya sama-sama berdoa agar pandemi Covid-19 benar-benar berakhir serta tidak mengganggu kehidupan dan keselamatan manusia.

“Setelah dua kali berturut turut perayaan Nyepi ditengah pandemi kami umat Hindu di Kota Mataram berharap dan menyematkan doa mereka agar pandemi benar benar berakhir selamanya,” kata Aryadi.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.