redaksiharian.com – Beberapa hari terakhir, Jakarta diguyur hujan deras dengan intensitas waktu yang lama. Hujan deras ini mengguyur sejak Minggu, 26 Februari 2023.

Hujan deras ini viral di media sosial karena terjadi di beberapa titik. Hujan terpantau terjadi di Tanjung Priok, Tol Dalam Kota (Cawang-Grogol), Semanggi, Gerbang Tol Pondok Ranji Bintaro, Jalan Raya Lenteng Agung, Pasar Induk Kramat Jati, Jalan R.A. Kartini Cilandak , dan Jembatan Gantung Cengkareng dan menyebabkan berbagai masalah seperti banjir hingga kemacetan panjang.

Selain Jakarta , hujan deras juga terjadi di daerah Tangerang, terutama Jalan Raya Ciledug Karang Tengah, juga tampak macet yang sangat parah akibat dari jalan yang tergenang banjir khususnya pada jalan-jalan utama.

Terkait hal ini, Peneliti Klimatologi di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Erma Yulihastin menyatakan penyebab hujan terus menerus.

Dalam cuitan di akun Twitternya, Erma menyatakan puncak musim hujan memang tak hanya terjadi di Jakarta saja. Ia menjelaskan hujan ini juga terjadi di beberapa kota besar.

Menurut Erma hal ini terjadi karena dua fenomena utama yang terjadi di Laut China Selatan.

“Pertama, CENS yaitu penguatan angin dari utara yang memiliki kecepatan rata-rata di atas 5m/detitk di wilayah Laut China Selatan bagian selatan dekat Laut Jawa,” tuturnya.

CENS dijelaskan peneliti Brin sudah aktif sejak 21 Februari hingga saat ini. Fenomena tersebut juga memperkuat angin monsun 2-3 kali lipat, menyebabkan terjadinya angin kencang di berbagai daerah.

Fenomena selanjutnya yang terjadi adalah vorteks Borneo.

“Vorteks adalah pusaran angin yang memiliki radius putaran pada skala meso (2-200 km). Antara puluhan hingga ratusan kilometer. Saat ini vorteks Borneo terbentuk dekat ekuator di atas Laut China Selatan,” ucapnya.

Pertemuan dari kedua fenomena tersebut dijelaskan oleh Erma membentuk siklon tropis disebut juga sebagai Taifun.

“Jika ada CENS atau cold surge terbentuk secara terus menerus dan berinteraksi dengan vorteks Borneo yang terus menerus memutar pada lokasi sama, makin lama makin kuat dan membesar selama 72 jam atau empat hari, maka terbentuklah siklon tropis,” katanya.

Erma juga menyatakan fenomena ini merupakan kejadian yang langka karena pertemuan antara CENS dan vorteks Borneo bisa saja terjadi 100-400 tahun sekali.

Dalam cuitan lainnya, Erma menyatakan akan ada beberapa puncak musim hujan di awal tahun 2023. Yakni pada dasarian (10 hari) kedua Desember 2022, dasarian kedua Februari 2023, dan bisa terjadi pada Maret 2023.

“Puncak musim hujan yang ketiga berpotensi terjadi kembali pada bulan Maret 2023. Artinya, puncak musim hujan belum berakhir dengan berakhirnya bulan Februari,” katanya.***