redaksiharian.com – Belakangan ini, generasi muda mulai menunjukkan ketertarikannya untuk melakukan investasi. Namun, sebelum melakukan investasi ada baiknya untuk memilih produk dan menentukan jumlah nominal investasinya.

Hal itu diperlukan untuk meminimalisir kerugian yang mungkin diterima oleh generasi muda saat berinvestasi. Perencana Keuangan Andy Nugroho mengatakan, hal penting yang harus dilakukan investor pemula adalah mengenali profil risiko. Apakah itu agresif, moderat, atau konservatif.

“Buat saya tidak ada satu produk yang digunakan untuk semua orang. Pasti akan kembali lagi ke minimal profil risiko dan kebutuhan,” katanya kepada, ditulis Minggu (26/2/2023).

Tidak hanya itu, ia menekankan, investor pemula harus memastikan dana investasi tersebut merupakan dana dingin atau dana yang tak terpakai. Penting untuk memastikan dana yang digunakannya ini tidak akan mengganggu kebutuhan pokok.

“Saran saya jangan seluruh dana nganggur langsung dimasukkan ke satu instrumen yang sama. Paling tidak maksimal 30% dari nominal yang bisa diinvestasikan,” kata Andy.

Andy pun mencontohkan, misalnya, seseorang punya dana tak terpakai sebesar Rp 1 juta, maka coba dipergunakan sebanyak Rp 300 ribu dulu untuk diinvestasikan dan lihat bagaimana perkembangan setelahnya. Setelah itu, barulah dievaluasi untuk mengetahui apakan produk tersebut cocok atau tidaknya.

“Kita evaluasi 3 bulan kemudian. Kalau cocok, bisa dimasukan lagi sampai 100% dari dana nganggur tersebut kita investasikan. Jangan semua total uang kita diinvestasikan, sedikit-sedikit dulu misalnya awal 30%, lalu naik jadi 50-60%, lalu 100%,” terangnya.

Hal berikutnya yang juga ditekankan Andy ialah jangan hanya berinvestasi di satu instrumen saja. Penting untung membaginya ke beberapa produk atau instrumen agar resikonya juga terbagi.

“Misalnya mau masuk pasar saham. Jangan Rp 1 juta ini masuk ke satu emiten, tapi dipecah. Ini prinsip investasi. Kita pecah bagi resikonya, misal saham A 30%, B 30%, C 30%, dan seterusnya. Kemudian jangan juga mentang-mentang konservatif, semua dimasukkan ke deposito bank. Itu juga tetap harus dibagi-bagi,” jelasnya.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira menyarankan agar para pemula ini menginvestasikan uangnya dimulai dari nominal yang kecil. Jangan sampai termakan hawa nafsu sehingga investasi ini malah mengganggu kebutuhan sehari-hari.

“Sebaiknya mulai dari nominal yang kecil dulu, atau gunakan sisa pendapatan yang belum terpakai. Sebagai contoh dari Rp 4 juta pendapatan per bulan, setelah dibelanjakan Rp 3 juta sisanya sebesar Rp 1 juta bisa dimasukkan ke investasi. Always start small jangan nafsu,” tuturnya kepada detikcom.

Bhima menekankan, yang terpenting bagi pemula dalam berinvestasi ialah kedisiplinan sehingga setiap bulannya ada investasi yang menghasilkan pendapatan pasif. Yang tidak kalah penting, anak muda juga harus mencari info menyangkut produk investasi apa yang paling sesuai.

“Baik dari segi nominal, keuntungan yang diharapkan dan risiko. Kalau per bulan dana investasi Rp 1 juta rupiah idealnya bisa memilih antara reksadana, emas hingga surat utang ritel,” terang Bhima.

Selain hal yang dipaparkan kedua pakar tersebut, masih banyak lho yang perlu diketahui para investor pemula apabila mau melangkahkan kakinya ke dunia investasi.

detikers bisa simak tips-tips investasi lainnya lewat acara d’Preneur Kelas Investasi dengan tema Investasi Kantong Mahasiswa. Acara ini digelar pada 28 Februari 2023 di Auditorium FEM, Kampus IPB Dramaga.

Selain itu, acara ini juga didukung Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, dengan narasumber Komisioner OJK bidang edukasi dan perlindungan konsumen Friderica Widyasari Dewi, Ketua Satgas Waspada Investasi Tongam L Tobing. Lalu ada perwakilan entrepreneur Fellexandro dan Indra Thamrin (alumni IPB).