Rusia dan AS, Jumat (5/8) mengatakan mereka siap membahas pertukaran tahanan, sehari setelah pengadilan Rusia menjatuhkan hukuman sembilan tahun penjara terhadap bintang bola basket Brittney Griner karena pelanggaran terkait narkoba.

Kasus Griner, anggota tim basket peraih dua medali emas Olimpiade dan bintang Asosiasi Bola Basket Nasional Putri AS (WNBA), menjerumuskannya ke dalam pusaran geopolitik setelah Rusia mengirim pasukan ke Ukraina pada 24 Februari lalu.

Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan Presiden Vladimir Putin dan Presiden AS Joe Biden sebelumnya telah sepakat mengenai saluran diplomatik yang harus digunakan untuk membahas kemungkinan pertukaran tahanan.“Ka mi siap membahas topik ini, tetapi di dalam kerangka kerja saluran yang disepakati oleh presiden Putin dan Biden,” kata Lavrov dalam kunjungan ke Kamboja. “Jika pihak Amerika memutuskan untuk sekali lagi menggunakan diplomasi publik … itu urusan mereka dan saya bahkan mengatakannya itu adalah masalah mereka,” imbuhnya.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan Washington siap berdialog dengan Moskow melalui saluran-saluran diplomatik yang mapan. Ia mengatakan vonis terhadap Griner menggarisbawahi penahanannya yang keliru dilakukan Rusia dan lebih jauh memperparah ketidakadilan yang dilakukan terhadapnya.

Kremlin sebelumnya telah memperingatkan AS agar tidak menggunakan “diplomasi megafon” dalam kasus Griner, dengan mengatakan ini hanya akan menggagalkan upaya-upaya untuk memastikan potensi pertukaran.

Hukuman terhadap Griner yang disebut Biden “tidak dapat diterima”, dapat membuka jalan bagi pertukaran tahanan yang akan mencakup atlet berusia 31 tahun itu dan seorang pedagang senjata Rusia yang sedang menjalani hukuman penjara 25 tahun di AS.

AS telah mengajukan apa yang disebut Blinken sebagai “tawaran substansial” untuk mengamankan warga Amerika yang ditahan di Rusia, di antaranya Griner dan mantan anggota Marinir Paul Whelan.

Juru bicara keamanan nasional Gedung Putih John Kirby mengatakan setelah vonis terhadap Griner dijatuhkan bahwa AS telah mengajukan proposal serius kepada Rusia.
“Kami mendesak mereka untuk menerimanya,” ujar Kirby. “Mereka seharusnya menerimanya beberapa pekan silam sewaktu kami pertama kali mengajukannya.
Kirby tidak memberi rincian lebih jauh mengenai proposal AS itu. [uh/ab]

Artikel ini bersumber dari www.voaindonesia.com.