Direktur Biro Penyidik Federal (FBI) Christopher Wray, pada Kamis (4/8), mengatakan “masalah kejahatan dengan kekerasan di Amerika Serikat merupakan ancaman nyata.” Hal tersebut ia sampaikan ketika memberi kesaksian tentang beragam topik di hadapan Komite Kehakiman Senat AS, termasuk soal penyelidikan serangan terhadap gedung Kongres pada 6 Januari 2021, spionase China, dan “whistleblower” atau pemberi informasi.

Wray mengatakan kepada anggota Kongres bahwa sepanjang tahun 2021 lalu satuan tugas FBI yang memusatkan perhatian pada kejahatan dengan kekerasan dan telah melakukan lebih dari 17.000 penangkapan. Ia mengatakan masalah kejahatan dengan kekerasan adalah salah satu “yang kami perangi.”

Wray ditanyai oleh senator dari kedua faksi tentang kekerasan dalam rumah tangga yang menarget aktivis hak-hak aborsi. Senator faksi Republik dari negara bagian Utah, Mike Lee, mengatakan aktivis-aktivis hak-hak aborsi menarget lebih dari 82 gereja dan pusat-pusat layanan kehamilan, yang dalam sebagian kasus menggunakan bom api.

Wray menjawab “dari perspektif kami, saya tidak peduli Anda ada di sisi mana (yang mendukung atau menentang hak aborsi.red), saya tidak peduli apa atau siapa yang membuat Anda kesal…. Baik karena isu aborsi atau apapun, Anda tidak boleh menggunakan kekerasan atau ancaman kekerasan untuk menunjukkan hal itu, dan kami akan mengejar mereka yang melakukan hal-hal ini secara agresif.”

Senator faksi Demokrat dari negara bagian Minnesota, Amy Klobuchar, menekankan soal penguntitan, serangan pembakaran dan penggunaan bom Molotov yang dilempar melalui jendela, dalam serangan yang menarget staf klinik aborsi dan pasiennya.

“Saya pikir ini adalah bagian dari fenomena yang lebih besar yang kita alami di negara ini sekarang,” tegas Wray seraya menambahkan “saya memahami adanya semangat atau hasrat yang meningkat – terutama pada masalah seperti aborsi – tetapi ada terlalu banyak orang yang tampaknya menilai bahwa hal itu dapat membenarkan mereka untuk terlibat dalam kekerasan dan perusakan properti, dan ancaman kekerasan.”

Wray mengatakan kekerasan di antara para aktivis hak aborsi dan hak anti-aborsi telah meningkat sejak bocornya rancangan opini Mahkamah Agung yang mengisyaratkan bahwa badan itu siap membatalkan Roe v. Wade tahun 1973 yang melegalkan aborsi secara nasional.

Mahkamah Agung membatalkan keputusan penting itu pada Juni lalu.

Wray juga menjawab pertanyaan anggota Kongres tentang kampanye kontra-intelijen dan spionase ekonomi yang dilakukan pemerintahan Presiden Xi Jinping. Wray pernah menyebut hal ini sebagai “ancaman jangka panjang terbesar terhadap informasi dan kekayaan intelektual bangsa.”

Wray menjawab “ini adalah masalah besar.”

Wray juga ditanya tentang kesulitan yang dihadapinya dalam mengidentifikasi 350 tersangka yang terlibat dalam serangan ke gedung Kongres pada 6 Januari 2021. Departemen Kehakiman masih memburu sejumlah perusuh, bahkan ketika orang-orang pertama dari lebih 500 orang yang ditangkap telah mengaku bersalah. [em/jm]

Artikel ini bersumber dari www.voaindonesia.com.