2 menit

Kisah mengerikan pembantaian PKI memang menarik untuk disimak. Seperti seorang jagal pembantai PKI berikut ini, ia diketahui mengeksekusi simpatisan PKI dengan mengenaskan dan keji. Simak informasi lengkapnya pada artikel ini, yuk!

Sampai saat ini, Gerakan 30 September 1965 (G30S/PKI) selalu dikenang sebagai peristiwa kelam yang pernah terjadi di Indonesia.

Pasalnya, ribuan nyawa yang berharga menghilang begitu saja karena kepentingan politik semata.

Seperti Kabupaten Tuban, salah satu daerah di Jawa Timur merupakan kawasan dengan basis PKI yang kuat sehingga banyak menghilangkan nyawa simpatisan partai komunis tersebut.

Adapun beberapa kecamatan yang punya basis PKI terkuat adalah Kecamatan Plumpang, Palang, Soko, Semanding, Tuban Kota dan Rengel.

Chambali, Jagal Pembantai PKI

pembantaian pki

sumber: manado.tribunnews.com

Terdapat kesaksian seorang algojo yang mengaku bahwa dirinya telah banyak membantai para simpatisan PKI.

Dia adalah Chambali, yang ditunjuk sebagai Ketua Barisan Ansor Serbaguna (Banser) oleh Ketua Pimpinan Cabang Nahdlatul Ulama Tuban, Kiai Haji Murtadji.

Saat itu, Chambali mengaku bahwa kemarahan kepada orang-orang PKI sudah di ubun-ubun karena beberapa kali mereka (orang-orang PKI) hendak membunuhnya.

Chambali juga menegaskan bahwa tidak suka dengan cara orang-orang PKI menistakan para ulama panutannya.

Dengan begitu, ia menganggap urusan dengan PKI bukan cuma soal perbedaan ideologi, tapi juga mirip perang agama.

“Membunuh atau dibunuh. Kalau mereka tidak dibunuh sekarang, besok mereka yang akan membunuh kami. Merusak agama kami,” ungkap Chambali seperti yang dilansir intisari.grid.id.

Eksekusi Simpatisan PKI

simpatisan pki

Sumber: Bettmann/Getty Images

Menurutnya, eksekusi dilakukan biasanya pada malam hingga waktu salat Isya.

Lokasi pembantaian berada di hutan dengan kondisi gelap, jauh dari pemukiman.

Kabarnya, orang PKI itu dipotong lehernya hingga darah mengalir deras.

Kemudian, tubuh tak bernyawa itu ditendang dan masuk ke jurang.

“Malam itu saya diminta menjadi eksekutor. Tangan saya gemetar ketika pedang yang saya genggam menempel ke leher lelaki yang sudah pasrah di depan saya. Niat saya suci. Semoga Allah mengampuni saya,” ungkap Chambali.

Chambali menambahkan pada malam itu, ia lupa berapa nyawa yang tewas di tangannya.

Kejadian tersebut masih Chambali ingat sampai sekarang.

***

Semoga artikel ini bermanfaat untuk kamu ya, Sahabat 99.

Simak terus informasi menarik lainnya di Berita 99.co Indonesia.

Jika kamu sedang mencari rumah di sekitar Bandung, bisa jadi Dago Village adalah pilihan yang ideal.

Cek selengkapnya di www.99.co/id dan rumah123.com, karena kami selalu #AdaBuatKamu.

Artikel ini bersumber dari www.99.co.