Merasa sedih karena baru putus dari pasangan merupakan hal yang wajar terjadi. Jika kamu mau, ungkapkan perasaanmu tersebut dengan puisi cinta sedih berikut ini!
Banyak orang yang bilang bahwa jatuh cinta berjuta rasanya.
Ada kalanya, kamu merasa bahagia, tetapi kamu juga bisa merasa sedih dan patah hati dalam hitungan detik.
Jika kebetulan kamu sedang bersedih karena masalah percintaan, mungkin kumpulan puisi cinta sedih ini bisa mewakili perasaanmu.
Berikut adalah kumpulan puisinya!
Kumpulan Puisi Cinta Sedih yang Menyayat Hati
1. “Aku Tengah Menantimu” Karya Sapardi Djoko Damono
Puisi Sapardi Djoko Damono dikenal sebagai karya sastra yang mengandung kata-kata yang sederhana tetapi begitu menyentuh hati.
Salah satunya adalah karya berjudul “Aku Tengah Menantimu”.
Berikut isi dari puisi cinta sedihnya.
Aku tengah menantimu, mengejang bunga randu alas
di pucuk kemarau yang mulai gundul itu
Berapa Juni saja menguncup dalam diriku dan kemudian layu
yang telah hati-hati kucatat, tapi diam-diam terlepas.
Awan-awan kecil melintas di atas jembatan itu, aku menantimu
Musim telah mengembun di antara bulu-bulu mataku
Kudengar berulang suara gelombang udara memecah
Nafsu dan gairah telanjang di sini, bintang-bintang gelisah.
Telah rontok kemarau-kemarau yang tipis; ada yang mendadak sepi
Di tengah riuh bunga randu alas dan kembang turi aku pun menanti
Barangkali semakin jarang awan-awan melintas di sana
Dan tak ada, kau pun, yang merasa ditunggu begitu lama.
2. “Kebohongan Terburuk” karya Roman Picisan
Puisi Roman Picisan ini memiliki kata-kata yang menyayat hati.
Berikut adalah isi puisinya.
Apakah kamu tahu
saat aku bilang
aku benci kamu
hatiku menjerit tak setuju
Apakah kamu tahu
saat aku bilanga ku rela melepasmu
itu kebohongan terburuk
3. “Pergimu itu Matiku” karya Zarry Hendrik
Jika puisi pendek sebelumnya dirasa tak cukup, puisi sedih cinta ini bisa jadi ungkapan hati.
Berikut isi puisi karya Zarry Hendrik.
Berat mengubah sikap
Sebab demi Tuhan, rasa ini masih sama
Memandang wajahmu aku tak sudi
Oh, jangan sampai di hadapanmu aku meneteskan air mata
Mengertilah, aku lelaki yang benci menangis
Mengertilah, telah semampunya aku tak ingin melihat wajahmu lagi
Sementara, waktu telah menyeretku jauh dari ragamu
Aku masih saja benci menjadi aku
Yang dulu pernah berharap kembali di detik-detik itu
Di pelukanmu,
Betapa pesta yang sia-sia, ria yang percuma
Pada tiap esok yang kupunya, hanya akan ada satu tanya
Kau di mana?
Sesungguhnya aku ingin sekali berkata ‘Ya’
Namun, tiada pintamu datang kepadaku
Mungkin hanya terlalu sering berpikir
tentang suatu hari yang tidak akan pernah datang
Tidak seharusnya kita menyesatkan ini semua
Ada rasa rindu kepada aku yang dulu
yaitu aku yang tak kenal kau
Sebab dari kehilangamu
Aku menemukan persamaan
antara udara dan bebutiran
Tubuhlu mengurus, jiwaku mengurasku
Telah kujadikan kakiku selingan kapas
Supaya aku, tak dapat lagi memahami langkahku
Tetapi, aku juga tak dapat menyelamatkan dunia
Sekarang bantulah semua orang, supaya membenciku
Kau tak sendiri
Aku telah menjadi orang lain sekarang
Aku yang dulu, yang kau cintai sudah tiada
Jurang telah memanggil seluru aku yang tanpa kau
4. “Cinta Terakhir” karya Rayhandi
Kau adalah selaksa sinar yang merayap ranting-ranting kering
Hangatmu membuat tubuhku nyaman serasa di peluk semesta
Kau bagaikan kata pada setiap puisi yang kubuat
Kau pencuri hatiku
Ada banyak cinta di dunia
Dan kau adalah cahaya terindah yang pernah menyinari hatiku
Kau juga air mata terpedih yang pernah kurasa
Terutama semenjak kau pergi terhembus angin kuasa
Setiap hari kujalani dengan sepi dan duka
Tiada cahaya yang bisa kulihat selain hitam
Kau ada di setiap bulir air mata yang jatuh
Terisak sesah hingga tiada udara bisa kuraih
Aku ingin tersenyum lagi seperti dulu
Seperti saat kau jatuh cinta padaku hanya dengan melihat senyumku
Namun, aku terlalu naif, aku adalah bayang-bayang paling semua
Kehilanganmu adalah kelemahanku terbesar
Kekasihku yang kucinta
Maafkan aku yang tak berdaya ini
Maafkan kelemahan ini
Aku adalah seorang hamba yang telah kehilangan cinta
5. “Malam Minggu” Karya Boy Candra
Jangan resah karena
malam minggu aku
tidak bisa bersamamu
Sebab setiap malam
aku mencintaimu
Jangan sedih jika
malam minggu ini aku
tidak bisa memelukmu
Sebab, seluruh sisa hidupku
diciptakan Tuhan
hingga lapuk bersamamu
6. “Rela” Karya Nur Rahmawati
Aku rela jika harus memandangimu
walau tak sedikitpun tersudut senyum di bibirmu
Aku sanggup jika harus berkali-kali ditampar
oleh kata-katamu yang tak pernah mau menerimaku
Aku terima jika kau terus-menerus menyuruhku
untuk pergi tinggalkanmu dan jangan pernah kembali
7. “Surat Cinta” karya Goenawan Mohamad
Bukankah surat cinta ini ditulis
ditulis ke arah siapa saja
Seperti hujan yang jatuh ritmis
menyentuh arah siapa saja
Bukankah surat cinta ini berkisah
berkisah melintas lembar bumi yang fana
Seperti misalnya gurun yang lelah
dilepas embun dan cahaya
***
Semoga pembahasan puisi cinta sedih di atas dapat bermanfaat untuk Sahabat 99, ya!
Pantau secara berkala artikel tentang contoh puisi lainnya hanya di Berita 99.co Indonesia.
Sedang mencari hunian dijual seperti Rorinata Residence di Sunggal, Deli Serdang?
Cek beragam rumah memukau lainnya hanya di 99.co/id dan rumah123.com, karena kami selalu #AdaBuatKamu.
Artikel ini bersumber dari www.99.co.