redaksiharian.com – Holding Ultra Mikro (UMi) yang dipimpin PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk bersama PT Permodalan Nasional Madani (PNM) dan PT Pegadaian fokus mengalihkan transaksi secara offline menjadi digital. BRI menyediakan layanan digital terintegrasi di antara Holding UMi melalui aplikasi SenyuM Mobile menghadirkan lebih dari 1.000 co-location Sentra Layanan Ultra Mikro (SenyuM) di seluruh Indonesia.

Dampaknya hingga kuartal I/2023 atau tiga bulan pertama tahun ini, sebanyak lebih dari 7 juta rekening nasabah UMi sudah bisa mencairkan pinjaman secara virtual atau cashless (cashless disbursement).

Wakil Direktur BRI Catur Budi Harto mengatakan capaian ini sejalan dengan target memperluas jangkauan layanan untuk nasabah dan membangun ekosistem cashless. Nantinya, upaya ini akan mengarah pada penguatan produk portofolio dan mengoptimalkan program pemberdayaan.

“Untuk memperkuat inklusi keuangan, Holding UMi pun telah mengembangkan aplikasi SenyuM Mobile. Aplikasi ini dimanfaatkan oleh tenaga pemasar sebagai platform digital sales terintegrasi yang memungkinkan joint acquisition bagi 3 entitas untuk berbagai produk layanan,” ungkap Catur dalam keterangan tertulis, Selasa (06/06/2023).

Lebih lanjut, sejauh ini BRI juga mendukung transaksi digital di antara Holding UMi dengan menyediakan 90.000 ribu agen Mekaar BRILink dengan implementasi digitalisasi yang telah dinikmati 700.000 lebih agen dan nasabah melalui aplikasi SenyuM Mobile, diiringi dengan semakin banyak agen, pertumbuhan jumlah akuisisi nasabah BRI, maupun Pegadaian, dan PNM semakin signifikan.

Hal tersebut digambarkan pada data sepanjang kuartal I tahun 2023 yang mana peningkatan Loan Composition (outstanding) tumbuh 11,2% year on year (yoy) menjadi Rp 563,4 triliun dari Rp 506,7 triliun pada periode yang sama 2022 lalu. Sejak akhir 2022 lalu, penambah jumlah outstanding di antaranya BRI, Pegadaian, PNM sebanyak Rp 12,1 triliun.

Pertumbuhan juga terjadi dari jumlah nasabah (borrowers) Holding Ultra Mikro yang mana telah mencapai 36 juta, atau meningkat sebesar 12,5% secara tahunan. Dari jumlah tersebut terdapat potensi sebanyak 34 juta data terintegrasi yang dimiliki Holding Ultra Mikro, nantinya pertumbuhan dapat berlanjut (sustainable).

“Hal ini menjadi pencapaian yang luar biasa. Hal ini juga menjadi hasil kolaborasi dan kerja keras ketiga entitas holding dalam rangka membangun ekosistem ultra mikro yang kuat. Tujuannya tidak lain untuk memperkokoh perekonomian nasional melalui pemerataan dan pembangunan ekonomi dari segmen usaha grass root”, pungkas Catur