redaksiharian.com – Mendengar kabar pemutusan hubungan kerja alias di mana-mana bisa menimbulkan tersendiri.
Kecemasan ini pun biasa disebut dengan lay off anxiety yang bisa berdampak pada penurunan kinerja karyawan di suatu perusahaan akibat rasa tidak aman dalam berkarier.
Tak cuma itu, juga berdampak negatif pada fokus dan motivasi yang memengaruhi kesehatan mental termasuk depresi.
Jika mungkin kita berada dalam situasi yang sama, berikut beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah lay off anxiety.
Cara mencegah lay off anxiety
Kekhawatiran yang berlebihan dari ancaman memang dapat memberi dampak negatif bagi kesehatan mental kita.
Tetapi kita dapat mengatasi ketakutan atau itu secara proaktif dengan melakukan beberapa langkah sebagai berikut, sebagaimana dilansir Forbes.
1. Pahami mana kekhawatiran dan mana yang fakta
Apa yang kita takutkan dari PHK sebagian besar berasal dari sendiri, padahal faktanya hal itu belum tentu terjadi di perusahaan tempat kita bekerja.
Namun untuk mengatasinya, kita perlu memilah pola pikir kita dengan memisahkan mana yang cuma kecemasan berlebihan dan mana yang fakta.
Dengan mempertimbangkan faktor-faktor berikut, setidaknya itu dapat membantu kita membedakan kecemasan yang dialai.
- Apakah manajer di divisi kita meminta untuk memangkas biaya operasional?
- Apakah perusahaan menunda perekrutan karyawan baru?
- Adakah fakta mengenai perusahaan yang sedang menghadapi penurunan pendapatan?
- Apakah kita tidak diikut-sertakan dalam pertemuan penting?
Jika sebagian besar dari pertanyaan tersebut jawabannya adalah tidak, kita tak perlu khawatir karena kemungkinan kantor masih aman.
Tetapi jika kita terjebak dalam situasi “kantor tidak aman” coba tarik napas dan bayangkan untuk melepas kecemasan itu melalui napas yang keluar.
Kemudian lakukan beberapa langkah selanjutnya sebagai berikut.
2. Bersikap strategis
Jika kita sudah mengenali tanda-tanda PHK semakin dekat, kumpulkan informasi secara diam-diam dan evaluasi lagi peran yang sudah kita berikan untuk kantor.
Beberapa hal seperti di bawah ini mungkin dapat dipertimbangkan untuk direnungkan kembali dan menyikapinya dengan langkah strategis.
- Apakah pekerjaan saya bernilai tinggi bagi perusahaan?
- Apakah pekerjaan saya menghasilkan pendapatan?
- Apakah yang saya lakukan diprioritaskan oleh manajer?
Jika tidak, bicarakan dengan atasan tentang restrukturisasi beban kerja atau bangun hubungan dengan pemangku kepentingan internal dan tetap waspada terhadap berita tentang perubahan besar dari departemen.
Hindari kecemasan berlebihan dengan suatu hal yang belum terjadi, coba fokus pada pekerjaan yang kita lakukan untuk dituntaskan dengan baik.
Kemudian ambil langkah strategis lainnya untuk memikirkan masa depan dengan membangun relasi lagi, entah dengan mantan bos, kelompok pekerja di bidang yang sama.
Siapa tahu akan banyak kesempatan yang akan kita lihat sebagai peluang karier baru ketika nantinya kita kena PHK.
3. Mempersiapkan skenario terburuk
Jadikah rasa tidak aman dalam bekerja untuk menarik berbagai peluang baru. Misalnya dengan bertanya pada diri sendiri dengan memperhitungkan beberapa hal sebagai berikut;
- Apa yang saya lakukan jika kena PHK?
- Apa langkah selanjutnya yang saya ambil?
- hambatan apa yang akan saya hadapi dan bagaimana saya menanganinya?
Telusuri semua rencana kita secara lengkap dan mungkin latihan ini bisa membuat kita semakin depresi. Tapi dengan mencatat semuanya, mungkin beberapa langkah itu bisa bermanfaat bagi kita.
Studi menunjukkan bahwa dengan mempersiapkan skenario terburuk dapat membuat kita semakin mudah dalam mengendalikan diri.
Strategi yang satu ini disebut pesimisme defensif, seperti rencana darurat yang sudah disusun untuk menciptkana rasa aman di tengah situasi yang tidak pasti.
4. Renungkan kegagalan di masa lalu
Mengingat-ingat lagi kita di masa lalu dan bagaimana kita menaklukkannya dapat membuat kita merasa lebih tenang.
Sebuah studi menunjukkan bahwa orang yang merenungkan bagaimana mereka bisa terus bertumbuh bisa meningkatkan kesejahteraan psikologis.
Beberapa pelajaran dapat kita ambil hikmahnya dari peristiwa pahit di masa lalu untuk kemudian berkembang jadi pribadi yang lebih baik.
5. Investasikan identitas diri
Coba mempertimbangkan konsep dari psikologi yang dikenal sebagai kompleksitas diri. Sederhananya ini seperti cerminan yang membentuk diri kita sekarang atau identitas kita.
Semakin tinggi kompleksitas diri kita, maka semakin tangguh pula diri ini dalam menghadapi masa-masa sulit.
Itulah salah satu alasan sangat penting untuk mendiversifikasi diri kita, seperti yang kita lakukan dalam mengelola keuangan.
Kita dapat menumbuhkan kompleksitas diri dengan berinvestasi pada banyak bidang di kehidupan kita. Misalnya , keluarga, pendidikan atau kebugaran.
Dengan cara ini, kita tidak akan kehilangan semua hal yang ada di dalam diri kita meski kena PHK.
Pasalnya, masih banyak orang merasa putus asa setelah kena karena terlalu fokus pada kerjaan dan merasa pekerjaan itu adalah bagian dari dirinya.
Ketika apa yang merasa paling dirinya itu diambil, maka kondisi itu membuat kita tidak stabil karena hal yang paling dianggap berharga darinya telah hilang.